Latar belakang: Kalimantan Selatan menduduki peringkat ke 6 angka kejadian strokenya di Indonesia. Banjarbaru menduduki peringkat ke 3 di Kalimantan Selatan dengan kejadian stroke. Terjadi peningkatan pasien stroke dari 106 kejadian menjadi 587 pada tahun 2016 ke tahun 2017. Pasien stroke yang telah pulang ke rumah dan kembali ke komunitasnya tetap harus mendapatkan perawatan stroke. Perawatan tersebut dilakukan oleh keluarga yang merupakan orang terdekat pasien.

Tujuan: Tujuan penelitian adalah mengeksplorasi mengenai perawatan pasien stroke oleh keluarga di rumah, wilayah kerja Puskesmas Liang Anggang.

Metode: Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan ethnografi. Data di lapangan dikumpulkan dengan 2 metode yaitu observasi dan wawancara mendalam terhadap 6 key informant (keluarga yang selalu memberikan perawatan stroke untuk pasien) di Wilayah Kerja Puskesmas Liang Anggang Selanjutnya, data diolah dengan content analysis yaitu transkip data, analisis matriks, tipologi dan analisis tematik.

Hasil: Hasil penelitian didapatkan 5 tema yaitu: Budaya yang terlibat dalam perawatan stroke oleh keluarga meliputi pijat tradisional, makanan dan minuman herbal, mandi dengan ramuan herbal dan gosok minyak. Jenis perawatan stroke yang dilakukan keluarga meliputi membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari, pengawasan keluarga dan suppot dalam melakukan aktivitas. Orang yang terlibat dalam perawatan stroke mulai dari anggota keluarga, tukang pijat dan tukang bekam. Cara keluarga mendapatkan informasi mengenai perawatan stroke di rumah berasal dari teman, tetangga, media elektronik, tukang pijat, dokter, keluarga lainnya dan diri sendiri. Faktor yang mempengaruhi perawatan stroke oleh keluarga ada faktor internal dan eksternal.

Diskusi: Perawatan stroke yang dilakukan oleh keluarga untuk pasien, baik diberikan secara rutin atau tidak dapat menentukan perkembangan kesehatan pasien.

Kata kunci: perawatan stroke, perawatan oleh keluarga, stroke