Kemoterapi merupakan pengobatan yang diberikan kepada pasien kanker dengan proporsi 24,9%. Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping mual dan muntah, sehingga perlu diberikan antiemetik seperti Deksametason dan Ondansetron. Tujuan dari penelitian ini untuk menghitung persentase mual dan muntah berdasarkan National Can­cer Institute – Common Toxicity Criteria (NCI-CTC) yang ditinjau dari masing-masing level potensi emetogenik setelah pemberian antiemetik Ondansetron dan Deksametason. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat observasional dengan metode cross-sectional dan penyajian data secara deskripstif dengan pengambilan data dari protokol pengobatan dan wawancara terhadap 97 pasien kanker yang menjalani kemoterapi pada bulan Februari di RSUD Ulin Banjarmasin. Total sampel yang diamati adalah 90 pasien. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak (75,56%) berjenis kelamin perempuan dan (24,44%) laki-laki. Persentase pasien yang menerima sitostatika dengan level potensi emetogenik rendah adalah (1,11%), sedang (6,67%), tinggi (1,11%), dan sangat tinggi (82%). Kesimpulan penelitian ini adalah persentase kejadian mual akut setelah menjalani kemoterapi berdasarkan pada level potensi emetogenik sitostatika adalah sebagai berikut; level rendah 100% termasuk kelas 0. Level sedang yang termasuk kelas 0 (16,67%), kelas 1 (66,67%), dan kelas 2 (16,67%). Level tinggi 100% termasuk kelas 0. Level sangat tinggi yang termasuk kelas 0 (31,71%), kelas 1 (47,56%), kelas 2 (19,51%), dan kelas 3 (1,22%). Persentase muntah akut setelah menjalani kemoterapi berdasarkan pada level potensi emetogenik sitostatika adalah sebagai berikut; level rendah 100% termasuk kelas 0. Level sedang yang termasuk kelas 0 (83%) dan kelas 1 (17%). Level tinggi 100% pasien termasuk kelas 0. Level sangat tinggi yang termasuk kelas 0 (88%), dan kelas 1 (12%).