DIGITAL LIBRARY



JUDUL:PANDANGAN DUNIA DEWI ANGGRAENI DALAM NOVEL MY PAIN MY COUNTRY: KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK LUCIEN GOLDMANN
PENGARANG:DERRI RIS RIANA
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2020-06-17


ABSTRAK

 

 

Riana, Derri Ris. 2020. Pandangan Dunia Dewi Anggraeni dalam Novel My Pain My Country: Kajian Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann.Tesis, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat. Pembimbing: (I) Dr. M. Rafiek, M.Pd., (II)Prof. H. Rustam Effendi, M.Pd., Ph.D.

 

Kata Kunci: Strukturalisme Genetik, Fakta Kemanusiaan, Pandangan Dunia

 

Keterlibatan pengarang dalam kelompok sosial mendorongnya untuk menyerap aspirasi, gagasan, dan perasaan yang dimiliki oleh kelompok sosialnya sehingga memunculkan kesadaran kelas. Kesadaran kelas tersebut digunakan untuk  menyuarakan persoalan-persoalan kelompoknya melalui karya sastra yang dihasilkan. Novel My Pain My Country karya Dewi Anggraeni merupakan ekspresi pandangan dunianya terhadap tragedi 1998 yang menimpa kelompok etnis Tionghoa. Strukturalisme genetik digunakan untuk mengkaji novel My Pain My Country secara utuh, yaitu menggali struktur karya sastra dengan mengaitkannya dengan latar belakang terciptanya karya sastra untuk memperoleh gambaran pandangan dunia pengarang yang mewakili kelas sosial tertentu.

Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap fakta kemanusiaan; subjek kolektif; struktur novel My Pain My Country yang menggambarkan permasalahan tokoh, baik dalam hubungannya dengan tokoh lain maupun dengan lingkungannya; dan pandangan dunia yang diekspresikan pengarang sebagai bagian dari kelas sosial yang didukung oleh jejak kepengarangan Dewi Anggraeni yang turut merekonstruksi pandangan dunia pengarang.

Analisis menggunakan strukturalisme genetik dengan metode dialektik yang berdasarkan pada konsep pemahaman dan penjelasan dalam menemukan koherensi makna. Sumber data adalah novel My Pain My Country karya Dewi Anggraeni dan sumber-sumber tertulis lain yang menampilkan biografi pengarang, karya-karya pengarang, dan artikel tentang tragedi 1998, serta hasil wawancara  dengan Dewi Anggraeni. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumen dan wawancara mendalam.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel My Pain My Country sebagai  fakta kemanusiaan digambarkan pengarang melalui fakta geografis, fakta sosiologis, fakta psikologis, fakta historis, dan fakta ideologis.  Fakta geografis dalam tiga lingkungan yang berbeda, yaitu Indonesia, Jakarta sebagai latar belakang terjadinya kerusuhan dan Pekalongan sebagai latar belakang pembuatan batik yang digunakan untuk menunjukkan bahwa etnis Tionghoa telah berakar dalam masyarakat Indonesia, sedangkan Penang dan Australia digunakan sebagai rumah kedua bagi korban kekerasan Mei 1998 untuk memulihkan trauma. Fakta sosiologis diungkapkan pengarang melalui permasalahan-permasalah sosial yang terjadi ketika kerusuhan Mei 1998, yaitu permasalahan kekerasan yang diungkapkan melalui penyiksaan, pemerkosaan, pengancaman, dan perusakan bangunan; permasalahan pembauran sosial yang diungkapkan melalui pertentangan kelas antara pribumi dan Tionghoa; dan permasalahan kemiskinan yang menyangkut kemiskinan harta, pendidikan, dan kesehatan. Dalam fakta psikologis diekspresikan melalui sikap putus asa yang ditunjukkan oleh tokoh Irina pascakekerasan seksual sehingga memutuskan untuk bunuh diri, serta Mariana yang menderita karena trauma Irina sebagai korban dan ancaman-ancaman yang diterimanya pascatragedi. Dalam fakta historis digambarkan tiga periode sejarah, yaitu sebelum tragedi 1998, ketika tragedi 1998, dan pascatragedi 1998 yang menunjukkan keberadaan kelompok etnis Tionghoa sebagai bagian bangsa Indonesia. Dalam fakta ideologis novel My Pain My Country digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan ideologi pengarang, yaitu menyangkut nasionalime, humanisme, serta kebenaran dan keadilan. Subjek kolektif dalam novel My Pain My Country dimunculkan Dewi Anggraeni dalam dua kelas sosial yang berbeda, yaitu kelompok etnis Tionghoa yang digambarkan sebagai kaum kapitalis dan pribumi sebagai proletar. Struktur novel My Pain My Country  dibangun oleh hubungan antartokoh, serta tokoh dan lingkungan. Tokoh-tokoh problematik yang diteliti, antara lain Irina, Mariana, Narida, Sita, dan Anto. Hubungan tokoh dan tokoh digambarkan pengarang dalam oposisi manusia, baik dari Tionghoa maupun pribumi. Sementara itu, hubungan tokoh dan lingkungan, yaitu alam, sosial, dan kultural digambarkan melalui oposisi alamiah, sosial, dan kultural. Struktur novel itu merefleksikan pandangan dunia Dewi Anggraeni sebagai wujud keprihatinan, baik terhadap korban tragedi 1998 dari Tionghoa maupun terhadap kelompok menengah ke bawah, serta pandangan tentang nasionalisme, keadilan, dan integrasi Tionghoa.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI