Letak geografis siring ulek Marabahan cukup strategis, menjadikan kawasan sebagai sasaran pengembangan proyek wisata. Namun kenyataannya kurang pengawasan dan perawatan, sehingga menyebabkan pada area Sungai Barito memiliki fungsi-sungsi yang tidak tepat kegunaannya. Fasilitas yang ada dinilai kurang memenuhi kebutuhan pengunjung, sehingga desain fasilitas yang ada harus dikembangkan supaya dapat memenuhi kebutuhan pengunjung.

         Penulisan ini bertujuan untuk merancang ruang terbuka publik pada bantaran sungai Barito di siring Ulek Marabahan Kabupaten Barito Kuala. Perancangan ini menggunakan langkah-langjag penelitian secara deskriptif kualitatif, dengan melaksanakan pengamatan, wawancara, pembagian kuisioner dan dokumentasi. Pendekatan yang diterapkan adalah historical waterfront, pendekatan ini bertujuan untuk mengembalikan nilai sejarah pada suatu kawasan tepi air. Tahap perancangan menggunakan metode analogi simbolik, dimana rancangan pada kawasan berdasarkan sebuah gagasan cerita rakyat Kabupaten Barito Kuala.

         Hasil penulisan ini merumuskan konsep penataan kawasan ruang terbuka tepian sungai Barito di Kawasan Siring Ulek Marabahan menggunakan pendekatan historis dan metode analogi simbolik melalui pengembangan historical waterfront, dengan hasil rancangan: 1) Penataan area kuliner berupa warung apung, yang menjadi faktor penggerak ekonomi dan membangkitkan aktivitas sungai; 2) Menyediakan fasilitas ruang terbuka hijau kota, untuk mewadahi aktivitas masyarakat: 3) Pengembangan waterfront tourism dengan fasilitas dermaga wisata susur sungai yang menyediakan paket wisata susur sungai Barito; dan 4) kawasan wisata sejarah dengan menjadikan eks-rumah dinas Bupati Barito Kuala menjadi galeri sejarah.

Kata kunci : Kabupaten Barito Kuala, Ruang Terbuka Hijau, Tepian Sungai, Bakumpai