DIGITAL LIBRARY
JUDUL | : | DESAIN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN DENGAN MENGGUNAKAN BETON KONVENSIONAL DAN BETON PRATEGANG | |
PENGARANG | : | MUHAMMAD FIRLYAN NOOR | |
PENERBIT | : | UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT | |
TANGGAL | : | 2020-07-08 |
DESAIN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN DENGAN MENGGUNAKAN BETON KONVENSIONAL DAN BETON PRATEGANG
Muhammad Firlyan Noor, Ratni Nurwidayati.
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat
Jl. A. Yani Km 35,8 Kalimantan Selatan, Indonesia
Tel. (0511) 47738568-4781730 Fax.(0511) 4781730
ABSTRAK
Beton pratekan/prategang adalah kombinasi antara beton dengan mutu yang tinggi dan baja bermutu tinggi dikombinasikan dengan cara aktif. Cara aktif ini dapat dicapai dengan cara menarik baja dengan menahannya ke beton, sehingga beton dalam keadaan tertekan. Keadaan tertekan ini dihasilkan oleh penegangan tendon kekuatan tinggi yang terletak di dalam atau berdekatan dengan beton dan dilakukan untuk meningkatkan kinerja beton. Tendon dapat terdiri dari kabel tunggal, untaian kawat (multi-wire strand) atau ulir yang paling umum dibuat dari baja berkekuatan tensil tinggi, serat karbon atau serat aramid. Beton pratekan digunakan dalam berbagai bangunan dan struktur sipil di mana kinerjanya yang ditingkatkan dapat memungkinkan bentang yang lebih lama, mengurangi ketebalan struktural, dan penghematan bahan dibandingkan dengan beton bertulang sederhana. Aplikasi yang umum termasuk bangunan bertingkat tinggi, pelat lantai perumahan, sistem pondasi, struktur jembatan dan bendungan, silo dan tank, trotoar industri dan struktur penahanan nuklir. Sedangkan cara bekerja beton konvensional adalah mengkombinasikan antara beton dan baja tulangan dengan membiarkan kedua material tersebut bekerja sendiri-sendiri, dimana beton bekerja memikul tegangan tekan dan baja penulangan memikul tegangan tarik.
Desain struktur pada tugas akhir ini dilakukan dengan melakukan pemodelan gedung mempunyai kegunaan sebagai pusat perkantoran di wilayah gempa Kota Banjarmasin. Gedung ini memiliki 8 lantai dan 1 lantai dak (±36 m) ini menggunakan beton bertulang biasa pada keseluruhan lantai, serta pada lantai 8 dan 9 menggunakan beton prategang karena difungsikan sebagai ruang seminar dan rapat. Pada tugas akhir ini metode beton prategang yang digunakan ialah metode beton prategang pasca-tarik. Metode pasca-tarik adalah metode dimana tendon diberikan gaya prategang setelah beton mengeras.
Berdasarkan hasil perhitungan, struktur gedung menggunakan balok beton bertulang ukuran 40/60 untuk balok induk, kolom 75/75 untuk seluruh lantai. Pada ruang seminar digunakan balok beton prategang berukuran 80/120 dengan panjang 24 m yang menggunakan multi strand post-tensioning tendon yang dijacking pada 4500 kN, dan ditumpu oleh konsol pendek.
Kata kunci : Beton Konvensional, Beton Prategang, Balok Prategang, Pasca-Tarik
NO | DOWNLOAD LINK |
1 | FILE 1 |
File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI