Latar Belakang: Aggregatibacter actinomycetemcomitans adalah salah satu penyebab periodontitis agresif. Obat kumur Povidone iodine 1% dapat digunakan untuk menurunkan pertumbuhan bakteri ini, namun penggunaannya dalam jangka panjang menimbulkan efek samping sehingga diperlukan alternatif obat kumur berbahan herbal. Daun kelakai mengandung senyawa antibakteri flavonoid, tanin, alkaloid dan steroid, sedangkan daun katuk mengandung flavonoid, tanin, alkaloid dan saponin. Kombinasi kedua ekstrak ini dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas yang dihasilkan. Tujuan: Membuktikan aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak daun kelakai dan daun katuk setara dengan Povidone iodine 1% terhadap Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Metode: Penelitian eksperimental murni dengan post-test only with control group design. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi pada 13 kelompok perlakuan dan 3 kali pengulangan. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 39 sampel. Kelompok perlakuan yang diuji adalah kombinasi ekstrak daun kelakai konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100% dan daun katuk konsentrasi 20%, 40%, 80% dengan Povidone iodine 1%. Parameter yang diukur adalah besaran zona hambat yang terbentuk (mm). Hasil: Kombinasi ekstrak daun kelakai 100% dan daun katuk 80% memiliki zona hambat tertinggi yaitu 17,33 mm. Hasil uji Post hoc Bonferroni menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak daun kelakai 75% dan daun katuk 80% adalah satu-satunya kelompok dengan aktivitas tidak berbeda bermakna dengan Povidone iodine 1%. Kesimpulan: Kombinasi ekstrak daun kelakai konsentrasi 75% dan daun katuk konsentrasi 80% memiliki besaran zona hambat yang setara secara statistik dengan Povidone iodine 1% terhadap Aggregatibacter actinomycetemcomitans.