Latar Belakang: Masyarakat Kalimantan Selatan mempercayai bahwa mengonsumsi ikan Haruan dapat mempercepat penyembuhan luka, akan tetapi populasi ikan Haruan semakin sedikit sehingga diperlukan alternatif lain yaitu ikan Toman. Ikan Toman mengandung albumin 5,35% yang terbukti mempercepat penyembuhan luka normal dan diabetes melitus secara klinis, akan tetapi perubahan gambaran histopatologi penyembuhan luka belum diketahui. Tujuan: Membuktikan pengaruh pemberian ekstrak ikan Toman dosis 16 mL/kgBB terhadap perubahan gambaran histopatologi jaringan granulasi, nekrosis, dan fibrosis penyembuhan luka tikus Wistar normal dan model diabetes yang diberikan selama 14 hari. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian true experimental design dengan rancangan post test only with control group design. Penelitian terbagi menjadi 3 kelompok perlakuan yaitu kelompok tikus Wistar normal yang diberikan ekstrak ikan Toman dosis 16 mL/kgBB selama 14 hari, kelompok tikus Wistar model diabetes yang diberikan ekstrak ikan Toman dosis 16 mL/kgBB selama 14 hari, dan kelompok tikus Wistar model diabetes yang hanya diberikan pakan BR2 selama 14 hari. Hasil: Hasil uji statistik chi square gambaran jaringan granulasi terdapat perbedaan bermakna (p< 0,05), gambaran nekrosis tidak dapat dianalisis karena bernilai konstan 2, dan gambaran fibrosis tidak terdapat perbedaan bermakna (p≥ 0,05). Kesimpulan: Terdapat perubahan gambaran histopatologi penyembuhan luka tikus Wistar normal dan model diabetes setelah pemberian ekstrak ikan Toman selama 14 hari dilihat dari jaringan granulasi, nekrosis, dan fibrosis.

Kata Kunci: Ekstrak ikan Toman, Jaringan granulasi, Nekrosis, Fibrosis.