Latar Belakang : Obat tradisional digunakan sebagai bahan alternatif dalam pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan upaya pengobatan penyakit, memiliki efek samping rendah dan dapat mempercepat penyembuhan luka pada keadaan normal dan diabetes melitus. Diabetes melitus menyebabkan penyembuhan luka lama karena kadar glukosa dalam darah tinggi. Ikan toman sebagai bahan obat tradisional terbukti dapat mempercepat penyembuhan luka karena memiliki kandungan albumin. Penggunaan obat tradisional perlu diperhatikan efek toksisitas, salah satunya terhadap organ ginjal. Tujuan : Membuktikan toksisitas ekstrak ikan Toman dosis 16 mL/Kg BB secara oral terhadap gambaran histopatologi hipertrofi glomerulus dan degenerasi hidropik pada ginjal tikus Wistar normal dan model diabetes yang diberikan selama 14 hari. Metode : Penelitian ini merupakan true experimental design dengan rancangan post test only with control group design. Penelitian terbagi menjadi kelompok perlakuan ekstrak ikan Toman dosis 16 mL/Kg BB pada ginjal tikus normal, kelompok perlakuan ekstrak ikan Toman dosis 16 mL/Kg BB pada ginjal tikus diabetes, dan kelompok kontrol pakan saja pada ginjal tikus diabetes yang diberikan secara oral selama 14 hari. Hasil : Hasil uji statistik Kruskal-Wallis gambaran hipertrofi glomerulus terdapat perbedaan bermakna (p < 0,05) sedangkan gambaran degenerasi hidropik tidak dapat diuji karena rata-rata hasil 0 (nol). Kesimpulan: Tidak terdapat toksisitas dari pemberian ekstrak ikan Toman dosis 16 mL/Kg BB pada ginjal tikus normal dan diabetes berdasarkan degenerasi hidropik dan terdapat regenerasi ke arah perbaikan dari pemberian ekstrak ikan Toman dosis 16 mL/Kg BB pada ginjal tikus diabetes berdasarkan gambaran hipertrofi glomerulus.

Kata kunci : Ekstrak ikan Toman, Hipertrofi Glomerulus, Degenerasi Hidropik.