Latar Belakang: Provinsi Kalimantan Selatan mengalami masalah gigi dan mulut dengan prevalensi 59,6 %, dan Kabupaten Barito Kuala dengan prevalensi 68,66%. Maloklusi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang berhubungan dengan ketidakharmonisan hubungan rahang atau gigi. Kasus maloklusi banyak terjadi pada anak usia 12-14 tahun sebesar 15,6% berupa gigi berjejal di Provinsi Kalimantan Selatan. Maloklusi merupakan faktor yang dapat menyebabkan sisa makanan menempel pada interdental gigi berjejal, sehingga akan membentuk akumulasi plak. Plak merupakan faktor etiologi primer yang berpengaruh pada status gingiva. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat keparahan maloklusi dengan status gingiva pada siswa di SMPN 5 Marabahan Usia 12-14 Tahun. Metode:  Menggunakan penelitian survei analitik dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMPN 5 Marabahan berusia 12-14 tahun kelahiran dari bulan Maret 2005 – Januari 2008 yang berjumlah 88 orang. Besar sampel minimal ditentukan dengan rumus estimasi proporsi yaitu sebanyak 47 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Distribusi frekuensi dari penelitian ini telah didapatkan kategori maloklusi ringan sebanyak 55,3% dan peradangan ringan sebanyak 57,4%. Hasil uji analisis Spearman antara tingkat keparahan maloklusi berdasarkan Mal I dengan status gingiva berdasarkan GI didapatkan nilai signifikansi p=0,045 (p<0,05). Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara tingkat keparahan maloklusi dengan status gingivapada siswa berusia 12-14 tahun di SMPN 5 Marabahan. 

Kata kunci :  Gingival Index, Malalignment Index, maloklusi, oklusi gigi tetap tahap 2, status gingiva.