Latar Belakang: Maloklusi didefinisikan sebagai deviasi oklusi menyimpang dari kondisi abnormal secara fungsional. Maloklusi pada remaja mengakibatkan kesulitan saat berbicara, gangguan pengunyahan serta masalah pergaulan karena penampilan wajah terganggu. Tujuan keperluan perawatan orthodonti mengatasi masalah sendi pada rahang dan mengikuti gaya hidup salah satunya keperluan estetika. Tingginya angka perawatan orthodonti dikarenakan pola pikir remaja yang berbeda dengan kategori pendidikan dan status ekonomi orang tua yang dimiliki mereka secara individu. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan tingkat keperluan perawatan orthodonti berdasarkan Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN) jenis Aesthetic Component (AC) pada siswa SMA Negeri 10 Banjarmasin. Metode: Metode inimenggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel penelitian berjumlah 80 siswa. Pengambilan data menggunakan kuesioner status sosial ekonomi sedangkan maloklusi menggunakan IOTN-AC.Hasil: Hasil pengukuran IOTN-AC orthodonti sebanyak 36 orang (45%) dengan kategori indeks Grade C yaitu indikasi perawatan. Status sosial ekonomi orang tua berdasarkan tingkat keperluan perawatan orthodonti di SMAN 10 Banjarmasin yaitu tingkat pendapatan menengah kebawah dengan frekuensi terbanyak yaitu 69 orang (86,3%). Hasil uji korelasi Spearman bahwa signifikansi ketiga tingkat status sosial ekonomi yaitu (p<0,05). Pendidikan orang tua dengan keperluan perawatan orthodonti dengankoefisien korelasi sebesar 0,469, status pekerjaan orang tua koefisien korelasi sebesar 0,326. Nilai signifikansi tingkat pendapatan koefisien korelasi yaitu 0,540.Kesimpulan: Terdapat hubungan antara  status sosial ekonomi orang tua yang terdiri dari pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan dengan tingkat  keperluan perawatan orthodonti pada anak usia remaja di SMAN 10 Banjarmasin.