Latar Belakang: Paparan zat berbahaya pada rongga mulut dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, salah satu perilaku yang dapat meningkatkan paparan zat berbahaya adalah penggunaan rokok. Rokok konvensional dan rokok elektrik merupakan dua jenis rokok yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Awalnya rokok elektrik dianggap lebih aman, tetapi dalam beberapa penelitian ditemukan kandungan Nitrosamin yang juga terdapat pada rokok konvensional. Nitrosamin dapat menyebabkan kerusakan DNA dan bermanifestasi menjadi mikronukleus. Mikronukleus adalah nukleus tambahan di sitoplasma yang ukurannya lebih kecil dari nukleus utama Tujuan: Menganalisis perbandingan jumlah rata-rata mikronukleus pada mukosa bukal pengguna rokok konvensional, rokok elektrik, dan bukan perokok (kontrol negatif) Metode: Merupakan penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan total sampel sebanyak 57 orang. Sampel dibagi menjadi tiga kelompok yaitu pengguna rokok konvensional, pengguna rokok elektrik, dan kontrol negatif. Hasil: Menunjukkan bahwa jumlah rata-rata mikronukleus pengguna rokok konvensional adalah 16,7368, pengguna rokok elektrik adalah 10,3158 , dan kontrol negatif adalah 5,3684. Uji statistik One Way Anova menunjukkan perbandingan yang signifikan antara pengguna rokok konvensional, pengguna rokok elektrik, dan kontrol negatif (p<0,005) Kesimpulan: Rata-rata jumlah mikronukleus pada mukosa bukal pengguna rokok konvensional lebih tinggi dibandingkan pengguna rokok elektrik dan bukan perokok (kontrol negatif), sedangkan pengguna rokok elektrik memiliki rata-rata jumlah mikronukleus yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok bukan perokok (kontrol negatif).