Latar Belakang: Hipertensi secara umum didefinisikan sebagai tekanan sistolik dan diastolik lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi bisa ditangani dengan berbagai cara, baik pengobatan tradisional maupun pengobatan secara ilmiah dengan obat-obatan. Konsumsi obat antihipertensi terkadang menimbulkan beberapa efek samping seperti xerostomia dan gingival enlargement. Tujuan: Menganalisis hubungan usia, jenis obat, jumlah konsumsi obat, dan lama pengobatan dengan manifestasi klinis rongga mulut pada pasien dengan terapi antihipertensi. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross-sectional. Data diperoleh dari rekam medik, anamnesa, dan pemeriksaan klinis rongga mulut. Hasil: Penelitian ini menunjukan bahwa usia pasien hipertensi paling banyak ditemukan pada usia 46-55 tahun (53,7%), jenis obat yang sering dikonsumsi adalah Calcium Channel Blocker (34,2%), pasien hipertensi paling banyak ditemukan hanya mengonsumsi satu jenis obat (75,6%), lama pengobatannya lebih dari satu tahun (85,4%) dan yang terdapat manifestasi dirongga mulut sebesar 70,7% dengan manifestasi yang paling sering muncul adalah xerostomia (79,3%). Hasil uji analisis menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dan jenis obat dengan manifestasi klinis rongga mulut pada pasien dengan terapi antihipertensi yang nilai signifikansinya sebesar 0,068 dan 0,265 (p>0,05) dan terdapat hubungan antara jumlah konsumsi obat dan lama pengobatan dengan manifestasi klinis rongga mulut pada pasien dengan terapi antihipertensi yang nilai signifikansinya sebesar 0,021 dan 0,005 (p<0,05). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara usia dan jenis obat dengan manifestasi klinis rongga mulut pada pasien dengan terapi antihipertensi dan terdapat hubungan antara jumlah konsumsi obat dan lama pengobatan dengan manifestasi klinis rongga mulut pada pasien dengan terapi antihipertensi.

Kata kunci : hipertensi, obat antihipertensi, manifestasi klinis rongga mulut