Mariyani, 1610127720044. 2020. Persepsi Guru Reguler Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di Sekolah UPTD SD Negeri 2 Bati-bati. Skripsi. Program S1 Pendidikan Khusus. Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Pembimbing I : Fauzul Adhim. Pembimbing II : Dewi Ekasari Kusumastuti.

Kata Kunci: Persepsi Guru, Pendidikan Inklusif dan  Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif

Permasalahan yang terjadi saat ini di UPTD SD Negeri 2 Bati-bati dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif yang dijalankan oleh guru reguler masih kurang sesuai dengan sistem penyelenggaraan pendidikan inklusif. Kenyataannya guru reguler di sekolah tersebut dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif masih belum memahami mengenai konsep pendidikan inklusif, dalam penyelenggaraannya masih terkendala kurangnya sarana dan prasarana serta tidak adanya tenaga pendidik khusus, sehinggau sulitnya para guru reguler memberikan layanan kepada peserta didik berkebutuhan khusus. Fokus masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi guru reguler terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah UPTD SD Negeri 2 Bati-bati.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi guru reguler terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah UPTD SD Negeri 2 Bati-bati.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Jumlah sampel yang diteliti yaitu enam orang, penelitian dilaksanakan di UPTD SD Negeri 2 Bati-bati. Instrumen  yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dengan teknik triangulasi. Analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi guru reguler terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah UPTD SD Negeri 2 Bati-bati memberikan persepsi yang baik. Guru reguler menyetujui penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menerima keberadaan anak berkebutuhan khusus di sekolah, namun dalam penyelenggaraannya masih sangat kurang dikarenakan kurangnya pengetahuan guru reguler mengenai anak berkebutuhan khusus, tidak adanya tenaga pendidik khusus di sekolah serta masih kurangnya sarana-prasarana untuk penyelenggaraan pendidikan inklusif.