DIGITAL LIBRARY



JUDUL:DEIKSIS BAHASA BANJAR DALAM TUTURAN ANAK USIA DINI
PENGARANG:SAMIYATI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2020-08-10


ABSTRAK
Samiyati. 2019. Deiksis Bahasa Banjar dalam Tuturan Anak Usia Dini. Tesis. Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Pembimbing: (1) Prof. Dr. H. Jumadi, M.Pd. dan (2) Dr. Maria L.A.S., M.Pd. 
 
Kata kunci: deiksis, bahasa Banjar, anak usia dini
 
Deiksis adalah suatu bentuk bahasa baik berupa kata maupun frasa yang berfungsi sebagai penunjuk suatu hal. Deiksis yang digunakan anak pada umumnya deiksis yang sesuai dengan bahasa ibu mereka, yaitu bahasa daerah.   Penelitian ini bertujuan mengetahui wujud dan analisis deiksis persona, deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis penunjuk, deiksis wacana, dan deiksis sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Data penelitian ini berupa tuturan anak usia dini di TK Cipta Karya yang tuturannya mengandung deiksis bahasa Banjar.  Sumber data penelitian ini adalah anak-anak usia dini di  TK  Cipta Karya. Peneliti menggunakan teknik SBLC (Simak Bebas Libat Cakap) dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini ditemukannya lima deiksis bahasa Banjar pada anak usia dini, yaitu deiksis persona, yaitu aku, ulun, unda, kita, kami, ikam, pian, buhannya, buhan kam, inya, sidin, buhannya, dan bagiannya; deiksis tempat, yaitu di sini, di sana, di situ, ka sini, ka sana, dan ka situ; deiksis waktu, yaitu samalam, isuk, tahun kena, tadi, dan kena; deiksis penunjuk, yaitu ini, nih, ni, itu, tu, dan tuh; deiksis wacana, yaitu terbagi dua menjadi deiksis anafora nya yang merujuk pada sesuatu yang disebutkan sebelumnya dan deiksis katafora nya yang merujuk pada sesuatu yang belum disebutkan sama sekali sebelumnya; dan deiksis sosial, yaitu perbedaan penggunaan kata ulun, unda, pian, nyawa dan penggunaan kata jawaban, seperti iih atau heeh dan inggih.  Diharapkan guru dan orang tua mulai mengajarkan penggunaan deiksis kepada anak usia dini secara tepat, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Banjar. Hal ini dikarenakan tidak semua anak dini mampu dan memahami penggunaan deiksis secara tepat, terutama pada deiksis sosial. Selain guru dan orang tua, diharapakan peneliti selanjutnya lebih mendalami penggunaan deiksis pada anak usia dini dan dapat menemukan cara agar anak dapat memahami penggunaan deiksis sosial sesuai konteks keadaan.
 
 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI