DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Studi Kasus Model Bimbingan Konseling Bagi Anak Tunadaksa Di Taman Kanak-kanak (TK) Inklusi Tunas Bangsa Kecamatan Pelaihari
PENGARANG:NOR MILAWATI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2020-08-14


ABSTRAK

 

Nor Milawati, 2020: Studi Kasus Model Bimbingan Konseling Bagi Anak Tunadaksa Di Taman Kanak-Kanak (TK) Inklusi Tunas Bangsa Kecamatan Pelaihari. Program Studi Pendidikan Luar Biasa. Pembimbing (1) Chairil Faif Pasani (2)  Hayatun Thaibah. 

 

 

Kata Kunci : Model Bimbingan Konseling, Anak Tunadaksa di Taman Kanak-kanak (TK)

 

Anak yang dilahirkan dengan kondisi fisik yang berbeda-beda ada yang memiliki kondisi fisik yang sempurna, akan tetapi banyak juga yang memiliki kekurangan dalam kondisi fisiknya. Salah satu kekurangan dalam kondisi fisik yang dialami adanya kecacatan dalam anggota tubuhnya baik sejak lahir ataupun dapat terjadi karena kecelakaan yang mengakibatkan kecacatan. Kecacatan fisik tersebut sering disebut dengan tuna daksa. penyandang tunadaksa harus tetap mampu meningkatkan kemandirian pada dirinya untuk menunjukkan kemampuannya walaupun berbeda dengan kebanyakan anak normal lainnya, tapi anak tunadaksa tetap mampu menunjukan keyakinan dirinya mampu berhasil seperti anak normal lainnya. Adapun batasan masalahnya bagaimana Model Bimbingan Konseling ini dapat digunakan bagi Anak Tunadaksa di Taman Kanak-kanak (TK) Inklusi Tunas Bangsa Kecamatan Pelaihari. Tujuan yang diharapkan: Untuk mengetahui Model Bimbingan Konseling Bagi Anak Tunadaksa di Taman Kanak-kanak (TK) Inklusi Tunas Bangsa Kecamatan Pelaihari dapat digunakan Sebagai Sumber Solusi dalam Pembelajaran di kelas.

Metode penelitian yang digunakan sifatnya deskriptif kualitatif yang menjelaskan bahwa penelitian deskriptif ini bersifat mendeskripsikan (menggambarkan) suatu hal yang spesifik dari situasi tertentu (masalah/subyek) tertentu. Hasil observasi ke TK Inklusi Tunas Bangsa Kecamatan Pelaihari, diketahui bahwa terdapat berbagai jenis anak berkebutuhan khusus yang terdiri dari anak tunagrahita, autis dan tunadaksa (Cerebral Palsy), Kelompok C (Inklusi) dengan jumlah anak 7 orang yang terdiri dari tunadaksa (Cerebal Palsy) 1 orang, tunagrahita 2 orang dan autis 4 orang dengan jumlah guru 2 orang dan 1 orang guru bimbingan konseling. Subjek penelitian adalah guru bimbingan konseling (BK) dan anak tunadaksa (Cerebal Palsy). Metode Triangulasi merupakan pengujian kredibilitas yang sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, berbagai cara dan berbagai waktu. Ada empat macam triangulasi, yaitu: Triangulasi Sumber Data; Pengamat; Teori, dan Metode. 

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap model bimbingan konseling (studi kasus) bagi anak tunadaksa di Taman Kanak-Kanak (TK) Inklusi Tunas Bangsa Kecamatan Pelaihari, maka sebagai akhir dari penulisan ini peneliti menarik kesimpulan yaitu: Model bimbingan yang dapat digunakan pada kasus HA adalah model bimbingan periode pertengahan dan bimbingan konseling identik dengan pendidikan. Dalam penerapan model bimbingan konseling ini dapat digunakan untuk seluruh kelas secara klasikal dalam kelompok belajar di Taman Kanak-Kanak Inklusi tersebut.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI