FORMULASI MIKROEMULSI HERBA KELAKAI (Stenochlaena palustris (BURM. F.) BEDD.) DENGAN KOMPOSISI SMIX (TWEEN 80 DAN GLISERIN) DAN VCO (Oleh : Nor Sa’adah;Pembimbing : Prima Happy Ratnapuri, Mia Fitriana : 2020, 40 Halaman)

Herba kelakai (Stenochlaena palustris(Burm.F.) Bedd) adalah salah satu tumbuhan pakukhas lahan rawa yang tumbuh di Kalimantan Selatan dan memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong kuat. Ekstrak herba kelakai diformulasikan menjadi sediaan mikroemulsi menggunakan tween 80 dan gliserin sebagai Smix serta Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai fase minyak. Sediaan mikroemulsi dipilih karena dapat meningkatkan absorpsi dan mempertahankan aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi tween 80, gliserin dan VCO agar mendapatkan basis yang memiliki persen transmitan tertinggi dan menentukan pengaruh dari variasi konsentrasi ekstrak terhadap uji organoleptik. Diagram fase ternary dibuat untuk menentukan konsentrasi dari tween 80, gliserin dan VCO yang akan membentuk mikroemulsi menggunakan software Prosim Ternary Diagram. VCO dan Smix dibuat 9 rasio yaitu 1:9, 2:8, 3:7, 4:6, 5:5, 6:4, 7:3, 8:2, dan 9:1. Rasio Smix (tween 80 dan gliserin) yang digunakan adalah 4:1. Mikroemulsi diformulasikan dengan konsentrasi 0,01%, 0,1% dan 1% ekstrak herba kelakai. Hasil penelitian yang diperoleh adalah basis sediaan mikroemulsi herba kelakai memiliki persen transmitan tertinggi dengan komposisi tween 80 sebesar 7,2 %, gliserin sebesar 1,8% dan VCO sebesar 1%. Variasi konsentrasi ekstrak memberikan pengaruh terhadap warna dan bau, tetapi tidak berpengaruh terhadap kejernihan dari sediaan mikroemulsi herba kelakai.

Kata kunci : Mikroemulsi, herba kelakai, diagram fase ternary, persen transmitan