DIGITAL LIBRARY



JUDUL:REPRESENTASI KEKERASAN DALAM NOVEL "LAUT BERCERITA" KARYA LEILA S. CHUDORI
PENGARANG:YULINA RAHMI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2020-08-14


 

 

 

Rahmi, Yulina. 2020. Representasi Kekerasan dalam Novel Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori. Tesis, Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Jumadi, M.Pd.; (II) Dr. Sainul Hermawan, M.Hum.

 

 

Kata kunci: wacana kritis, representasi kekerasan

 

 

Kekerasan pada masa pemerintah Orde Baru di Indonesia merupakan suatu kondisi yang menampilkan beragam wujud. Selain itu, perlawanan  yang dilakukan oleh masyarakat saat itu juga terjadi sebagai upaya menolak segala  jenis kekerasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud kekerasan dan perlawanan dalam novel Laut Bercerita karya Leila S.Chudori.

Deskripsi tersebut dilakukan dengan analisis wacana. Analisis wacana kritis mengkaji beragam bentuk sosial dan ketimpangannya yang ditampilkan melalui teks, kemudian menghubungkannya dengan konteks sosial dan politik. Teori ini digunakan karena proses pemahaman terhadap novel sebagai karya sastra bukan hanya sebagai bahan bacaan atau hiburan. Melainkan, perlu analisis wacana kritis sebagai sarana berpikir yang kritis terhadap suatu fenomena.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang merupakan eksplorasi makna dari masalah sosial dan kemanusiaan. Dengan pendekatan analisis wacana kritis Norman Fairclough yang membagi analisis wacana dalam tiga dimensi yang mengaitkan analisis teks, produksi teks, dan analisis praktik sosial budaya.

Berdasarkan hasil analisis, terdapat tiga jenis kekerasan, yaitu (1) kekerasan fisik, (2) verbal, dan (3) birokratik. Kekerasan fisik dengan wujud pemukulan, penganiayaan, pengeroyokan, penyekapan, penangkapan, penyerbuan, dan penembakan. Kekerasan verbal dengan wujud menuduh, mengejek, mengancam, membentak, meremehkan, mengata-ngatai, dan menghina. Kekerasan birokratik ditunjukkan dalam wujud larangan bergabung dengan suatu institusi formal bagi orang dengan latar belakang tertentu, larangan pementasan seni teater dan puisi yang dianggap membawa ideologi tertentu, serta larangan terhadap beredarnya buku yang dianggap mengganggu kestabilan negara. Sedangkan, representasi perlawanan terdapat dua jenis, yaitu (1) perlawanan terbuka dan (2) perlawanan tertutup. Perlawanan terbuka ditunjukkan dalam wujud demonstrasi. Perlawanan tertutup yang ditunjukkan dalam bentuk penolakan terhadap kategori-kategori yang dipaksakan terhadap masyarakat dan penarikan kembali rasa hormat kepada pihak penguasa.

 

 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI