DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Uji Mekanika Papan Partikel Berbahan Dasar Kulit Serabut Nipah ( Nyfa fruticans Wurmb ) Dengan Perekat Resin Polyester
PENGARANG:MUHAMMAD EGA SAPUTRA
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2020-08-14


MUHAMMAD EGA SAPUTRA, Uji Mekanika Papan Partikel Berbahan Dasar Kulit Serabut Nipah ( Nyfa fruticans Wurmb ) Dengan Perekat Resin Polyester. Dibimbing oleh Ir. Hj. Rosidah, M.P. selaku pembimbing pertama dan Ir. H. Gt. A.R. Thamrin, M.P. selaku pembimbing kedua. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu Menganalisis sifat mekanika papan partikel dari bahan kulit serabut nipah dengan perekat resin polyester. Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk memberikan alternatif pemanfaatan limbah kulit nipah sebagai bahan baku pembuatan papan partikel dan sebagai sumber informasi tentang nilai sifat mekanika papan partikel kulit serabut nipah (Nyfa fruticans Wurmb) sebagai bahan dasar.

            Kulit serabut buah nipah merupakan limbah yang akan mencemari lingkungan apabila dibiarkan begitu saja, oleh karena itu perlu pemanfaatan limbah kulit serabut buah nipah agar lebih berguna dan sekaligus dapat meningkatkan nilai ekonomi kehidupan masyarakat. Dalam upaya memaksimalkan peningkatan nilai ekonomis tanaman nipah selain dimanfaatkan niranya untuk produksi gula, juga perlu diversifikasi menjadi produk yang nilai ekonominya tinggi, diantaranya adalah pemanfaatan kulit serabut buah untuk papan partikel. Berdasarkan hal yang telah disebutkan diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Uji mekanik papan partikel berbahan dasar kulit serabut nipah (Nyfa fruticans Wurmb) dengan perekat resin polyester. Hasil uji Modulus of Elasticity ( MoE ) yang dihasilkan yaitu perlakuan A (22.599), (12.223), (17.411), perlakuan B (16.595), (24.638), (18.203), perlakuan C (22.534), (22.985), (20.372). Nilai terendah pada perlakuan A2 yaitu 12.223 kg/cm² dan nilai tertinggi pada perlakuan B2 yaitu 24.638 kg/cm². Hasil uji telah memnuhi standar SNI 03 – 2105 – 2006 yang mensyaratkan min 20.400 kg/cm² kecuali pada perlakuan A2, A3, B1, B3. Berdasarkan data analisis keragaman pada tabel 6 untuk keteguhan patah, bahwa faktor penambahan komposisi perekat tidak berpengaruh nyata terhadap nilai keteguhan patah  karena F hitung 0,63 lebih kecil dari F tabel (5%) = 5,14 dan F tabel (1%) = 10,92. Hal ini membuktikan walaupun ada perbedaan tetapi perbedaan tersebut masih bias dikatakan homogen sehingga tidak memberikan pengaruh terhadap uji statistik. Semakin tinggikerapatan papan partikelyang dihasilkan makasifat keteguhanpapanpartikeljugaakansemakin tinggi(Bowyeretal.,2003). Karena hasil dari data analisis keragaman pada MoR menyatakan tidak berpengaruh nyata, maka tidak ada uji lanjutan.

Hasil uji Modulus of Rupture ( MoR ) yang dihaslikan yaitu perlakuan A (143,01), (146,53), (147,15), perlakuan B (129,74), (174,40), (180,20), perlakuan C (179,58), (141,81), (481,9). Nilai terendah pada perlakuan B1 yaitu 129,74 kg/cm² dan nilai tertinggi pada perlakuan B3 yaitu 180,20 kg/cm². Hasil uji MoR telah memenuhi standar SNI 03 – 2105 – 2006 yang mensyaratkan min 82  kg/cm² pada semua perlakuan. Berdasarkan data analisis keragaman pada tabel 7 ntuk keteguhan lentur bahwa faktor penambahan komposisi perekat tidak berpengaruh nyata terhadap nilai keteguhan lentur  karena F hitung 1,00 lebih kecil dari F tabel (5%) = 5,14 dan F tabel (1%) = 10,92. Karena hasil dari data analisis keragaman pada MoE menyatakan tidak berpengaruh nyata, maka tidak ada uji lanjutan. Dari data diatas dapat dilihat bahwa jika ada penambahan komposisi perekat terhadap masing – masing sampel maka hasilnya tidak terlalu berpengaruh nyata atau dapat dikatakan sebagai homogen.

 

 

 

 

 

 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI