DIGITAL LIBRARY



JUDUL:KESESUAIAN HABITAT BEKANTAN (Nasalis larvatus) DI DESA PANJARATAN KABUPATEN TANAH LAUT SEBAGAI KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL (KEE)
PENGARANG:SITI QOMARIAH
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2020-08-24


Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesesuaian habitat bekantan di luar kawasan konservasi Desa Panjaratan, membuat pemetaan spasial kesesuaian habitat bekantan di Desa Panjaratan sebagai kawasan ekosistem esensial dan membuat rekomendasi rencana penetapan Kawasan Ekosistem Esensial berdasarkan pemetaan spasial kesesuaian habitat bekantan di Desa Panjaratan. Pertimbangan pemilihan desa tersebut yaitu karena di desa tersebut terdapat habitat bekantan. Bekantan (Nasalis larvatus) termasuk ke dalam subfamili Colobinae adalah satu di antara jenis satwa primata endemik Kalimantan yang berada di Desa Panjaratan. Kerusakan habitat bekantan yang disebabkan adanya perkebunan kelapa sawit serta alih fungsi lahan dalam bentuk lain merupakan bentuk ancaman terhadap populasi bekantan. Kesesuaian habitat dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan cara tabulasi data dibantu input berupa studi literatur, observasi lapangan dan wawancara langsung. Kehadiran bekantan ditandai menggunakan GPS. Data yang ditampilkan pada tabulasi hasil pengamatan yaitu berupa titik koordinat penemuan bekantan, perilaku bekantan pada saat pengamatan, karakteristik lokasi ditemukan bekantan serta jenis vegetasi yang mendominasi di lokasi tersebut. Hasil pengamatan di lapangan akan diproyeksikan menggunakan citra. Citra yang digunakan yaitu Citra satelit Sentinel-2 MSI yang diolah secara digital untuk menghasilkan data sebaran bekantan dan data persebaran vegetasi sebagai indikator tutupan lahan menggunakan metode NDVI, data jarak dari jalan, jarak dari permukiman, jarak dari perkebunan dan jarak dari sumber air diperoleh dari analisis Peta Rupa Bumi Indonesia. Sedangkan untuk rencana penetapan Kawasan Ekosistem Esensial menggunakan Analisis SWOT. Hasil analisis ini menunjukan bahwa faktor internal yang paling berpengaruh yaitu keberadaan sumber pakan, tempat tinggal serta ruang gerak bekantan. Sedangkan yang menjadi faktor eksternalnya yaitu keberadaan pemukiman, perkebunan serta gangguan dari pihak lain yang memiliki kepentingan. Luas keseluruhan lokasi penelitian ini yaitu 180 ha kawasan hutan. Berdasarkan hasil pemetaan kesesuaian habitat bekantan di Desa Panjaratan menunjukkan bahwa 130 ha atau 72% memiliki kesesuaian tinggi dan 50 ha atau 28% menunjukkan hasil yang tidak sesuai. Kesesuaian habitat bekantan tersebut dipengaruhi secara dominan oleh keberadaan sungai serta jenis pakan yang dibutuhkan oleh bekantan. Sesuai dengan arahan pengajuan kawasan ekosistem esensial yang mana syaratnya berupa ekosistem lahan basah, areal bernilai konservasi tinggi serta areal konservasi yang dikelola oleh masyarakat maka kawasan hutan suaka yang menjadi habitat bekantan di Desa Panjaratan dapat direkomendasikan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI