Tanaman sawi (Brassica juncea. L.) merupakan tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan di Indonesia.Di Indonesia sawi dibudidayakan secara konvensional pada lahan yang luas dengan proses pengolahan tanah dan pemupukan. Budidaya sawi juga dapat dilakukan menggunakan polybag, pada umumnya pemupukan pada tanaman sawi menggunakan pupuk kimia, tetapi dapat juga diganti dengan  POC atau pupuk organik cair. POC yang digunakan berbahan dasar darah sapi yang didapatkan dari limbah rumah pemotongan hewan kab. Banjar yang terletak di Jalan Rumah potong hewan No. 1, Desa Jingga Habang Ilir. Kecamatan Karang Intan, Martapura, Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi limbah darah sapi dan mengetahui dosis terbaik pupuk organik cair darah sapi yang diberikan terhadap pertumbuhan tanaman sawi (Brassicajuncea L). Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru Jalan A. Yani Km 36 Banjarbaru Kalimantan Selatan. Penelitian dimulai pada bulan Februari – April 2019 dengan menggunakan Racangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 1 faktor dengan 5 taraf perlakuan. Perlakuan yang diaplikasikan yaitu S0 (Pupuk NPK 25g), S1 (POC Darah Sapi 25cc), S2 (POC Darah Sapi 50 cc), S3 (POC Darah Sapi 75cc) dan S4 (POC Darah Sapi 100cc). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair limbah darah sapi hanya berpengaruh kepada jumlah daun tanaman sawi pada minggu pertama, kedua, ketiga dan minggu keempat. Dimana pemberian POC darah sapi S2 (POC Darah Sapi 50 cc) merupakan dosis yang efektif untuk pertumbuhan dan hasil tanaman sawi dengan karakteristik tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar dan berat basah secara berurutan adalah 31,55 cm, 11,25 helai, 14,50 cm dan 76,25 g.