DIGITAL LIBRARY



JUDUL:EFEK ANTIMETALOTOKSIK EKSTRAK TANAMAN KELAKAI (Stenochlaena palustris) TERHADAP KADAR KARBONIL HEPAR TIKUS (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI OLEH KADMIUM (Cd) IN VITRO
PENGARANG:Nurul Ainun Azizi
PENERBIT:FAKULTAS KEDOKTERAN
TANGGAL:2018-02-02


Di Trisakti, Kalimantan Selatan memiliki kadar Cd yang melebihi nilai ambang
batas dengan kadar 0,03 ppm hal ini sudah melebihi nilai ambang batas 0,01 ppm
atau 1 ppb. Kadmium ialah logam berat bersifat toksik, dan
nonbiodegradable.Kadmium dimetabolisme di dalam tubuh, utamanya organ hepar yang
merupakan kelenjar terbesar dan pusat metabolisme tubuh. Kadmium membentuk
radikal bebas dan mengaktivasi sitokin pro-inflamasi dan menyebabkan rusaknya sel
hepar dan memicu proses stress oksidatif antara kadmium dan protein. Reaksi
tersebut menghasilkan karbonil. Penelitian ini bersifat studi ekperimental laboratorik
yang dilakukan dengan membuat homogenat hepar tikus putih (
Rattus norvegicus)
kemudian dibagi menjadi 4 kelompok yakni satu kelompok kontrol P(0) dan 3
kelompok perlakuan yang dipajankan ekstrak kelakai dengan kadar tertentu, pada
P(1)=5 mg/L, P(2)=10 mg/L, dan P(3)=15 mg/L. Lalu dilakukan pengukuran kadar
karbonil dengan menggunakan alat spektrofotometer setelah keempat kelompok
tersebut diinkubasi selama minimal 12 jam. Hasil pengukuran menunjukkan rerata
kadar karbonil pada kelompok P0 adalah 2.924, P1 adalah 1.439, P2 = 0.765 dan P3
adalah 0.265. Hasil analisa uji Shapiro-Wilk, yang dilanjutkan dengan uji
Levene-test
menunjukkan bahwa data tidak normal dan homogen, dan dilakukan uji KruskalWallis dan uji Mann-Whitney memaparkan terdapat perbedaan bermakna disetiap
kelompok perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian kelakai berpengaruh
terhadap kadar karbonil dimana semakin tinggi konsentrasi kelakai yang dipajankan
maka semakin rendah kadar karbonil yang terbentuk.


Kata kata Kunci : Antimetalotoksik, kelakai, karbonil, hepar, in vitro

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI