Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) telah berlaku efektif sejak 1 Januari 2018 yang digunakan sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan yang lebih sederhana bagi UMKM, sehingga mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang berlaku. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan, pemahaman teknologi informasi, pemahaman akuntansi, serta sosialisasi dan pelatihan terhadap implementasi SAK EMKM pada UMKM.

Populasi pada penelitian kali ini adalah 100 UMKM di Kota Banjarmasin yang telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam rangka HUT Ke-124 di Kota Banjarmasin tahun 2019. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Berdasarkan Teknik tersebut diperoleh responden sebanyak 32 orang pemilik UMKM. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Dari hasil analisis deskriptif diperoleh bahwa rata-rata implementasi SAK EMKM berada pada kriteria tinggi, tingkat Pendidikan berada pada kriteria tinggi, pemahaman teknologi informasi berada pada kriteria tinggi, pemahaman akuntansi berada pada kriteria cukup tinggi serta sosialisasi dan pelatihan berada pada kriteria sedang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman teknologi informasi serta sosialisasi dan pelatihan berpengaruh positif terhadap implementasi SAK EMKM pada UMKM. Sementara tingkat pendidikan dan pemahaman akuntansi tidak berpengaruh terhadap implementasi SAK EMKM pada UMKM. Saran yang dapat diberikan antara lain UMKM diharapkan untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAK EMKM, serta bagi pihak pemerintah maupun swasta untuk dapat memberikan sosialisasi dan pelatihan SAK EMKM lebih sering lagi.