DIGITAL LIBRARY



JUDUL:PENINGKATAN AKTIVITAS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA ANAK DALAM PEMBELAJARAN PKN KELAS 5 DI SDN BASIRIH 2 BANJARMASIN DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI MODER CORE, TAI DAN GROUP INVESTIGATION
PENGARANG:ARIFA OKTAVIYANTI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2020-10-21


ABSTRAK

Oktaviyanti,   Arifa. (2020). Peningkatan Aktivitas Kemampuan Berpikir Kritis Pada Anak Dalam Pembelajaran Pkn Kelas 5 Di Sdn Basirih 2 Banjarmasin Dengan Menggunakan Kombinasi Mode CORE, TAI, Group Investigationl.Skripsi Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Pembimbing Noor Eka Chandra.

Kata Kunci: Aktivitas Kemampuan Berpikir Kritis, Makhluk Individu dan Sosial, CORE, TAI, Group Investigation..

Masalah  dalam penelitian adalah rendahnya kemampuan berpikir kritis pada  siswa disebabkan kesulitan dalam  mengidentifikasi Makhluk Individu dan Sosial. Proses pembelajaran menyimak kurang bervariasi sehingga siswa tampak kurang memperhatikan penjelasan guru dan keterbatasan sarana di sekolah cenderung menjadikan siswa bersikap pasif. Upaya yang dilakukan yaitu dengan kombinasi model pembelajaran CORE (connecting, organizing. reflecting dan extending), Team Assisted Individualization (TAI)dan Group Investigationpada Siswa Kelas V SDN Basirih 2 Banjarmasin pada materi Makhluk Individu dan Sosial. Tujuan penelitian ini untuk mengoptimalkan aktivitas guru, meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar.

Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 1 siklus dengan 3 kali pertemuan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Setting penelitian ini di kelas V SDN Basirih 2 Banjarmasin dengan jumlah siswa 29 orang yaitu, 13 orang siswa dan 16 orang siswi. Pengambilan data kualitatif diperoleh dari aktivitas guru dan aktivitas siswa dilakukan dengan teknik observasi dan data kuantitaif diperoleh dari hasil belajar siswa dengan tes akhir disetiap akhir pertemuan. Indikator keberhasilan siswa tuntas dengan mencapai nilai minimal 65 dan secara keseluruhan sekurang-kurangnya 81%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal aktivitas guru selama tiga pertemuan meningkat dari 60% - 100%. Aktivitas siswa selama tiga pertemuan meningkat  dari 24% - 86% . Hasil belajar siswa mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan, selama tiga pertemuan meningkat dari 30% - 83% dengan KKM ≥ 65.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa dengan aktivitas guru terlaksana sangat baik, aktivitas siswa sudah sangat aktif dan hasil belajar telah mencapai ketuntasan secara individu dan klasikal. Sehingga hipotesis dengan kombinasi model CORE (connecting, organizing. reflecting dan extending), Team Assisted Individualization (TAI)dan Group Investigationdapat diterima dan model tersebut dapat dijadikan salah satu alternatif dalam meningkatkan aktivitas siswa yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI