Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib untuk jenjang sekolah
dasar dan menengah karena matematika dapat memberikan kemampuan siswa
untuk berpikir logis dalam memecahkan masalah, sistematis, dan kreatif untuk
memecahkan masalah. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan di
SMPN 31 Banjarmasin terdapat beberapa kesulitan yang dialami siswa dalam
pembelajaran diantaranya kurangnya kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa menggunakan strategi MEA, (2) kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa menggunakan pembelajaran langsung, dan (3) perbedaan
antara kemampuan pemecahan masalah matematis siswa menggunakan strategi
MEA dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa menggunakan
pembelajaran langsung. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment
dengan teknik random sampling sebanyak 2 kelas yaitu kelas VII D sebagai kelas
kontrol dan kelas VII F sebagai kelas eksperimen. Uji U (Mann Whitney) dengan
tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa menggunakan strategi MEA termasuk dalam
kategori cukup, kemampuan pemecahan masalah matematis siswa menggunakan
pembelajaran langsung termasuk dalam kategori cukup, dan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa menggunakan pembelajaran langsung dengan menggunakan strategi MEA

Kata-kata kunci: Kemampuan pemecahan masalah matematis, Means Ends
Analysis