Kata Kunci: Kemampuan Adaptasi, Lingkungan Alam/Fisik, Sosial Budaya.

Transmigrasi Desa Bahitom merupakan daerah yang didominasi oleh
pegunungan dan perbukitan sehingga tanahnya dikenal kurang subur. Ditambah
lagi dengan cuaca yang ekstrim yakni panas pada siang hari dan dingin pada
malam hari. Semua itu disebabkan adanya faktor wilayah tranmigrasi Desa
Bahitom sebagaian besar masih dikelilingi oleh hutan belantara. Seiring dengan
keadaan itu pula pada saat musim kemarau warga transmigran kesulitan untuk
mendapatkan air bersih. Berdasarkan kenyataan tersebut penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji kemampuan adaptasi masyarakat transmigran dari segi ligkungan
alam/fisik dan kemampuan adaptasi masyarakat transmigran dari segi sosial
budaya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian
dilakukan di transmigrasi Desa Bahitom Kecamatan Murung Kabupaten Murung
Raya. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan data kualitatif yaitu reduksi data,
penyajian data dan verifikasi data.
Hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa dalam upaya adaptasi dengan
lingkungan fisik/alam warga transmigran ada yang berpindah dan ada yang masih
menetap. Warga transmigran yang berpindah secara umum disebabkan oleh
keadaan alam fisik yang berbeda dari tempat asal. Alasan lain, di antara warga
tersebut tanahnya mereka jual kembali atau kepemilikannya dialih kuasakan,
padahal hal demikian sangat tidak dianjurkan oleh pemerintah. Bagi warga
tranmigran yang menetap, mereka masih memanfaatkan lahan tersebut dengan
berbagai upaya dan yakin bahwa ke depan pasti lebih baik. Alasan lain adalah
tidak hanya berdiam diri dengan menyerah pada nasib dan terus berusaha mencari
usaha sampingan. Alasan selanjutnya, mereka merasakan tingkat keamanan yang
lebih tinggi dibanding tempat asal. Upaya adaptasi dengan sosial budaya warga
transmigran tidak mendapatkan masalah. Mereka mampu beradaptasi dengan baik
dan hal tersebut terlihat jelas dengan adanya sikap gotong-royong, membaur
dalam suatu kegiatan adat, musyawarah dan lain sebagainya.