Air sungai kemuning memiliki nilai Besi (Fe) 0,28 mg/L dan Mangan (Mn) 0,4 mg/L yang disebabkan oleh limbah cair tahu dan domestik. Menurut Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 5 Tahun 2007 air tersebut berada diatas baku mutu (Besi 0,1 mg/l dan Mangan 0,1 mg/L). Metode pengolahan yang dapat digunakan untuk mengolah air Sungai tersebut adalah dengan sistem Lahan Basah Buatan (LBB). LBB dipilih karena biaya lebih murah dan mudah dibandingkan pengolahan lain serta belum banyak di aplikasikan di Banjarbaru sehingga perlu dilakukan penelitian menggunakan sistem Lahan Basah Buatan Aliran Horizontal Bawah Permukaan (LBB-AHBP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi sistem LBB-AHBP menggunakan tanaman Cyperus alternifolius dan Canna Indica serta jenis tanaman yang paling signifikan mempengaruhi kemampuan sistem LBB-AHBP terhadap parameter Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Penelitian ini dilakukan menggunakan reaktor kayu berlapis plastik dengan dimensi 100 x 30 x 35 cm. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem LBB-AHBP dengan Cyperus Alternifolius memiliki efisiensi tertinggi yaitu Besi (Fe) 73.33% dan Mangan (Mn) 64.74%. Sedangkan efisiensi terendah yaitu Besi (Fe) 64.33% dan Mangan (Mn) 53.15%. Sistem LBB-AHBP dengan Canna Indica memiliki efisiensi tertinggi yaitu Besi (Fe) 63.50% dan Mangan (Mn) 55.82%, sedangkan efisiensi terendah yaitu Besi (Fe) 55.83% dan Mangan (Mn) 51.37%. Efisiensi Besi (Fe) dan Mangan (Mn) system LBB-AHBP menggunakan Cyperus Alternifolius mengalami kenaikan dari hari ke 5 hingga ke15 sedangkan menggunakan canna Indica mengalami kenaikan dari hari ke 5 hingga ke 15. Setelah melewati hari ke 15 (Cyperus Alternifolius) dan 15 (Canna Indica), efisiensi sistem mengalami penurunan. Kedua jenis tanaman memiliki kemampuan yang sama dalam mempengaruhi efisiensi di sistem LBB-AHBP.

Kata kunci : Air , Sungai, Besi (Fe) dan Mangan (Mn).