Keadaan lingkungan sekolah yang mengganggu membuat siswa kesulitan dalam proses bealajar seperti pada permasalahan siswa bersekolah diatas lahan rawa yang sering terganggu akibat adanya banjir karena hujan dan kabut asap dari kebakaran hutan sehingga membuat lingkungan sekolah menjadi kurang kondusif maka siswa diharapkan mampu bertahan menghadapi kondisi tersebut. keyakinan siswa dalam bertahan dapat dilihat dari bagaimana tinggi atau rendahnya resiliensi pada siswa sehingga akan berhubungan dengan bagaimana siswa tetap optimis ketika dihadapkan dengan gangguan dari lingkungan, maka dengan resiliensi yang tinggi siswa akan yakin bertahan dan beradaptasi pada kondisi lingkungan yang kurang mendukung sehingga ia tetap optimis menjalani kehidupannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara resiliensidenganoptimisme. Subjek penelitian ini berjumlah 126 orang. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah teknik simple random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala psikologi meliputi skala resiliensi dan skala optimisme. Adapun teknik analisis data menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan hubungan yang signifikansi antara resiliensi dengan optimisme pada siswa di lahan rawa yang rawan bencana di Kecamatan Bati-bati, semakin tinggi resiliensi maka semakin tinggi optimisme pada siswa di lahan rawa yang rawan bencana di Kecamatan Bati-bati. Namun, sebaliknya semakin rendah resiliensi maka semakin rendah optimisme pada siswa di lahan rawa yang rawan bencana di Kecamatan Bati-bati. Koefisien determinasi menunjukkan hubungan optimisme dengan resiliensi sebesar 16,6% sedangkan 83,4%  sisanya sumbangan dari faktor lain selain resiliensi.