PEMBUATAN MINIATUR RUMAH ADAT PAPUA DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH DAUR ULANG

Making Miniature Of  Papua Traditional House By Using Recycled Waste

Bindamar Kastela, Adi Rahmadi, dan Diana Ulfah

Jurusan Kehutanan

Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat

ABSTRACT. The purpose of this research is to develop creativity in making Minatur Papuan traditional houses (Honai and Kariwari) and to analyze economically if these products are made into the home industry. The materials used in making miniature traditional houses mostly come from the surrounding environment and the costs incurred for making them are cheap. These materials include bamboo, used plywood, used biscuit cans, dried banana leaves, galam tree bark and grass grass. The tools used also have a relatively long service life depending on the quality of the goods and the cost of shrinkage is small. The difference between these two miniatures can be seen in the pictures of each of these miniature houses. This miniature honai is round, the roof is conical, this honai house has an architecture that functions to fend off the cold and strong winds in the Beliem Valley. The Kariwari traditional house is different from other traditional houses in Papua, the traditional house of the tobati tribe is located on the coast of Yotefa Bay and Lake Sentani Jayapura. This Kariwari house is in the shape of an octagonal linmas, the traditional house of Kariwari is above sea water. The Kariwari house is divided by gender, one sea is for men and the land is for women. The traditional house of the tobati tribe Kariwari is one of the houses that has become the symbol of the Persipura Jayapura logo. Utilization of this waste cycle has a high economic value so that it can be marketed and the value of an item that was not previously valuable can be created into a valuable item. The development of creativity in making miniature Papuan traditional houses (honai and Kariwari) will increase people's income if these products are made into home industries.

Keywords: Papua; traditional house; waste

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan kreativitas pembuatan minatur rumah adat papua (honai dan kariwari) dan menganalisis secara ekonomi jika produk ini dibuat ke dalam industri rumah tangga. Material yang digunakan dalam pembuatan miniatur rumah adat ini sebagian besar berasal dari lingkungan sekitar dan biaya yang dikeluarkan untuk pembuatannya termasuk murah.  Material tersebut antara lain bambu, triplek bekas, kaleng biskuit bekas, daun pisang kering, kulit pohon galam dan rumput ilalang.  Alat yang digunakan juga memiliki umur pakai relatif lama tergantung kualitas barang dan biaya susut kecil.  Perbedaan dua miniatur ini bisa kita lihat pada gambar masing-masing rumah miniatur tersebut. Miniatur honai ini berbentuk bulat, atap berbentuk kerucut, rumah honai ini memiliki arsitektur yang berfungsi untuk menangkis hawa dingin dan tiupan angin kencang di Lembah Beliem. Rumah adat kariwari berbeda dengan rumah-rumah adat lainnya yang ada di papua, rumah adat  suku tobati ini berada di Pesisir Teluk Yotefa dan Danau Sentani Jayapura. Rumah kariwari ini berbentuk linmas segi delapan, rumah adat kariwari berada diatas air laut. Rumah kariwari ini dibagi berdasarkan gender sebelah laut diperuntukkan bagi laki-laki dan sebelah darat diperuntukkan bagi perempuan. Rumah adat kariwari suku tobati adalah salah satu rumah yang dijadikan  lambang logo Persipura Jayapura. Pemanfaatan daur limbah ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat dipasarkan dan dapat diciptakan nilai suatu barang yang tidak bernilai sebelumnya menjadi barang yang bernilai. Pengembangan kreaktivitas pembuatan miniatur rumah adat Papua (honai dan kariwari) akan menambah pendapatan masyarakat jika produk ini dibuat kedalam industri rumah tangga.

Kata Kunci: Papua, rumah adat, limbah

Penulis untuk korespondensi, surel: bhiancastela17@gmail.com