Lahan rawa di Desa Terantang, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan merupakan lahan rawa yang dapat dimanfaatkan dan dikelola lebih lanjut. Upaya reklamasi lahan yang dilakukan terhadap saluran memiliki salah satu masalah, yaitu adanya akumulasi bahan toksik besi. Sistem aliran dua arah dengan bantuan kolam pasang di saluran reklamasi masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui seberapa efektif pencucian bahan toksik. Faktor utama yang paling berpengaruh adalah peristiwa pasang surut, panjang saluran, dan dimensi kolam pasang. Simulasi dengan menggunakan perangkat lunak Environmental Fluid Dynamic Code (EFDC) diperkirakan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Penelitian ini dilakukan di saluran reklamasi primer dan sekunder dengan beberapa tahap. Tahap pertama dengan mengidentifikasi dimensi saluran dan kolam pasang, kemudian mengidentifikasi kondisi hidrodinamika serta kualitas air, khususnya pada bahan toksik besi. Tahap kedua melakukan penyusunan dan pengujian model. Tahap terakhir adalah simulasi model pada pola aliran, umur air, dan bahan toksik besi pada beberapa skenario. Skenario terdiri dari variasi panjang saluran (25%, 50%, 75%, dan 100%), variasi keberadaan kolam pasang, dan variasi kedalaman dari kolam pasang (50% dan 100%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa simulasi panjang saluran 75% dengan kolam pasang mendapatkan pola sirkulasi air yang baik dan umur air yang sesuai pada proses pencucian akumulasi bahan toksik besi paling rendah. Hasil yang lebih baik didapatkan pada simulasi panjang saluran 50% bersamaan dengan pengurangan kedalaman kolam pasang sebesar 50%, namun masih terdapat bahan toksik besi yang tinggi. Seluruh hasil simulasi tanpa kolam pasang menunjukkan bahwa terdapat akumulasi bahan toksik besi pada ujung saluran yang ditandai dengan pola sirkulasi air yang tidak sesuai dengan peristiwa pasang surut dan umur air yang lama. 

Kata kunci: Saluran Reklamasi, Pasang, Toksik Besi, Terantang, Simulasi, EFDC