Tarif INA CBG’s adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS kesehatan kepada fasilitas kesehatan tingkat lanjutan atas paket layanan yang didasarkan kepada pengelompokan diagnosis penyakit. Epilepsi adalah gangguan neurologis umum kronis yang ditandai dengan kejang berulang tanpa alasan, kejang sementara dan gejala dari aktivitas neuronal yang abnormal berlebihan atau sinkron di otak.Pengobatan epilepsi diperlukan analisis biaya agar dapat membantu pengambilan keputusan dalam memilih obat yang efektif secara manfaat dan biaya karena pengobatan epilepsi merupakan pengobatan jangka Panjang. Tujuan penelitian ini adalah menentukan profil pengobatan pasien, menghitung rata-rata biaya riil pasien dan menentukan besaran selisih antara tarif INA-CBG’s dengan biaya riil pada pasien penderita epilepsiPenelitian ini merupakan penelitian observasional.Data diambil secara retrospektif yaitu dilakukan dengan mengevaluasi rekam medik dan menghitungrata-ratabiaya pengobatan pasien epilepsi rawat jalan periode Januari – Juni 2019. Objek penelitian ini yaitu sejumlah 346 data pasien epilepsi yang meliputiberkas klaim, resep dokter dan catatan medik pasien epilepsi di RSD Idaman Banjarbaru. Profil pengobatan pasien epilepsi di RSD Idaman Banjarbaru yaitu meliputi obat epilepsi seperti Depakote® (Sodium Divalproat) sebesar 20,52%, Bamgetol® (Carbamazepine) sebesar15,90%, Asam Valproat sebesar 14,16%, Clobazam sebesar 10,40% dan obat-obatan non-epilepsi untuk penyakit penyerta. Tarif rata-rata biaya riil pada pasien epilepsi di RSD Idaman Banjarbaru periode Januari-Juni 2019 sebesar Rp. 112.866. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tarif INA CBG’s lebih besar dibandingkan biaya riil dengan rata-rata selisih sebesar Rp. 74. 936. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa biaya INA CBG’s lebih besar dari pada biaya riil dan tarif INA-CBGs masih menutupi biaya riil pasien pada penyakit Epilepsi.

Kata Kunci: Perbandingan Harga,INA CBGs, Biaya Riil, Pasien Epilepsi, Rawat Jalan