Edamame (Glycine max (L.) Merill) merupakan jenis tanaman kedelai memiliki nilai jual yang tinggi. Produksi edamame di Kalimantan Selatan masih rendah di bandingkan daerah lain, hal ini menjadi salah satu peluang untuk mengembangkan tanaman edamame ini. Ketergantungan dalam penggunaan pupuk anorganik masih menjadi masalah dalam budidaya tanaman, dengan demikian perlu adanya inovasi penggunaan pupuk anorganik yang berlebihandengan memanfaatkan pupuk organik cair. Pabrik industri tahu memiliki limbah yang berdampak negatif untuk udara dan air di sekitaran pabrik, hal ini menjadi pertimbangan membuat pupuk organik cair dari limbah cair tahu. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian POC limbah cair tahu terhadap pertumbuhan dan hasil panen, serta mengetahui dosis terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Jl. Trans Gunung Kupang, Kec. Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada bulan Mei hingga Juli 2019. Metode penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor, dengan 7 perlakuan dosis diulang 4 kali sehingga diperoleh 28 satuan percobaan yaitu : K_0- (kontrol), K₀₊ pupuk kimia cair 7% (3,5 ml per 50ml air), K₁ 4% (2 ml per 50 ml air), K₂ 5% (2,5 ml per 50 ml air), K₃ 6% (3 ml per 50 ml air), K₄ 7% (3,5 ml per 50 ml air) dan K₅ 8% (4 ml per 50 ml air). Hasil penelitian pemberian POC limbah cair tahu berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman, tinggi tanaman dan jumlah daun, serta hasil berat basah polong, dosis terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil panen adalah K₄ 7% (3,5 ml per 50 ml air).

Kata Kunci : Edamame, Limbah cair tahu, Hasil Panen, Pertumbuhan