Rumah sakit merupakan penghasil limbah yang dapat membahayakan tubuh
dan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan data WHO tahun 2018, terdapat laporan
kejadian cedera akibat limbah medis dengan angka kejadian pertahun yaitu 3,3%
per 100 tenaga kesehatan. Indonesia tercatat dengan proporsi luka tusuk jarum
suntik mencapai 38-73 % dari total tenaga kesehatan.Tenaga kesehatan memiliki
peran penting dalam pengelolaan limbah medis karena selain menjadi penghasil
limbah medis, mereka juga berkontak langsung dengan limbah medis. Tujuan
penulisan ini untuk menelaah hubungan pengetahuan, sikap, dan ketersediaan
fasilitas dengan perilaku tidak aman dalam pengelolaan limbah medis padat pada
tenaga kesehatan. Menggunakan metode systematic literature review terhadap 10
artikel penelitian yang sesuai dengan topik penelitian terkait hubungan
pengetahuan, sikap, dan ketersediaan fasilitas dengan perilaku tidak aman dalam
pengelolaan limbah medis padat dengan pengumpulan artikel melalui, Pubmed,
DOAJ, Garuda, JPKMI, Research Gate, dan Science Direct. Hasil penelitian
menunjukkan persentase artikel sejalan dengan teori yaitu pada variabel
pengetahuan terdapat 10 atau 100% menyatakan adanya hubungan dengan perilaku.
Variabel sikap terdapat 6 dari 8 atau 75% menyatakan adanya hubungan dengan
perilaku. Variabel ketersediaan fasilitas terdapat 2 atau 100% menyatakan adanya
hubungan dengan perilaku. Berdasarkan analisis dan sintesis yang dilakukan,
variabel pengetahuan, sikap, dan ketersediaan fasilitas memiliki hubungan dengan
perilaku tidak aman dalam pengelolaan limbah medis padat pada tenaga kesehatan
di rumah sakit. Saran pada penelitian ini antara lain rumah sakit diharapkan
menyelenggarakan pelatihan, tenaga kesehatan hendaknya mempleajari secara
mandiri mengenai limbah medis, dan diharapkan adanya kerjasama antar instansi
pemerintah untuk menanggulangi pengelolaan limbah medis padat di rumah sakit.

Kata kunci: ketersediaan fasilitas, pengetahuan, perilaku, sikap