Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahyi dan menganalisis implementasi dan implikasi yuridis prinsip kehati-hatian oleh Notaris dalam pembuatan peningkatan akta di bawah tangan menjadi akta autentik. Jenis penelitian yang dipakai didalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang difokuskan untuk mengkaji serta menelaah juga penerapannya. Berupa penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif. Hasil penelitian : Pertama Notaris dalam menjalankan jabatannya adalah sebagai pihak menjalankan tugas dan jabatannya sebagai pejabat umum harus sama dalam nasehat atau masukkan yang notaris berikan kepada kliennya harus berdasarkan keyakinan ilmu hukum yang dikuasai berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Notaris dalam mengemban tugas dan jabatannya memang tidak mudah dalam permasalahan hukum. Pemrsalahan hukum yangtimbul dari praktik kenotariatan disebabkan kurangnya kehati-hatian seorang notaris dalam membuat akta autentik, maka dari itu sangat penting bagi seseorang Notaris menerapkan prinsip kehati-hatian dan bekerja sesuai peraturan perundang-undangan. Prinsip kehati-hatian sebenarnya didalam Undang-Undang Jabatan Notaris sudah dijelaskan secara tidak langsung dalam pemaparan yang berbeda namun mempunyai arti yang lebih luas dari prinsip kehati-hatian itu sendiri. Dapat dilihat didalam pasal 16 Undang-Undang Nomor 2 Thun 2014 tentang Jabatan Notaris ayat (1) huruf (a) dalam menjalankan jabatannya, Notaris wajib bertindak amanah , jujur, seksama, mandiri tidak berpihak dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan didalam UUJN , tetapi UUJN sendiri menjalaskannya dengan bahasa yang lain yang lebih luas, yaitu ada kata”seksama” yang disebutkan pada pasal diatas. Makna “seksama” dalam pasal ini dapat diartikan, pelanggaran berupa sanksi perdata dan pelanggaran berupa sanksi pidana