ABSTRAK

Kegagalan dalam program pembangunan sanitasi pedesaan di Indonesia, khususnya penggunaan jamban sehat  yang masih rendah.  Penelitian bertujuan menganalisis hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat dalam penggunaan jamban sehat terhadap kasus diare di Wilayah Puskesmas Edison Jaar. 

Wilayah kerja Puskesmas Edison Jaar meliputi  6 (enam) Desa yaitu Desa Jaar, Matabu, Maragut, Mangkarap, Matarah, Gumpa.  Data 300 kasus diare pada tahun 2018 yang melebihi perkiraan target yaitu 279 kasus dengan 80% capaian pengguna jamban sehat. Tahun 2019 masyarakat sudah 100% mengakses jamban, namun kasus penyakit diare terjadi peningkatan  menjadi 328 kasus.  Jamban yang memenuhi standar kesehatan (Jamban sehat permanen) berjumlah 103 buah (5%), sedangkan 1923 buah (95%) dengan konstruksi jamban sederhana pedesaan (Jamban sehat semi permanen) yang  masih beresiko tinggi terhadap pencemaran tinja ke aliran air tanah. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara dan Kuisioner (Mix Method) dengan rancangan observasional analitik.  Sampelnya penderita diare tahun 2019 berjumlah 77 orang. Analisis menggunakan metode korelasi Sperman’s Rho. 

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel tindakan merupakan variabel dominan yang  memiliki tingkat keeratan hubungan yang kuat, r=0,623 dengan nilai p=0,000000001 dan variabel sikap memiliki tingkat keeratan hubungan yang sedang, r=0,461 dengan nilai p=0,00002 serta variabel pengetahuan memiliki tingkat keeratan hubungan yang lemah, r=0,307 dengan nilai p=0,007. Nilai p<0,05 artinya ada keeratan hubungan positif antara pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat dalam penggunaan jamban sehat terhadap kasus diare di Wilayah  Puskesmas Edison Jaar Kecamatan Dusun Timur Kabupaten  Barito Timur Kalimantan Tengah.

 Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Penggunaan Jamban Sehat, Diare