Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman budidaya yang menghasilkan minyak nabati yaitu CPO (Crude Palm Oil) yang sangat banyak dijumpai di Indonesia terutama di pulau Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman industri andalan bagi perekonomian Indonesia yang masih mampu bertahan pada saat terjadinya krisis ekonomi berkepanjangan dan merupakan salah satu komoditas perkebunan yang menyumbang devisa besar bagi negara. Prospek pasar minyak sawit masih sangat cerah karena masih tingginya permintaan akan produk minyak dan juga produk olahan lainnya.

                Proses pengolahan kelapa sawit di mulai dari pemanenan buah kelapa sawit kemudian pengangkutan buah kelapa sawit ke pabrik kelapa sawit. Pengangkutan kelapa sawit yang lama menyebabkan pecahnya enzim lipase yang terdapat di dalam buah kelapa sawit sehingga menyebabkan buah kelapa sawit yang akan di olah menjadi CPO .Semakin tinggi kandungan Asam lemak Bebas yang terdapat dalam CPO maka semakin jelek mutu dari CPO tersebut. TBS kelapa sawit yang terlalu lama di biarkan atau terlambat di olah menyebabkan tingginya kadar Asam Lemak Bebas  di dalam CPO yang di hasilkan, sehingga mutu CPO yang di hasilkan menjadi rendah.

Waktu pengangkutan TBS merupakan faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas TBS. salah satu indikator kualitas TBS adalah kadar asam lemak bebas. Secara alamiah kadar asam lemak bebas TBS setelah di panen akan meningkat 0,1% setiap 24 jam, di sisi lain kadar ALB sehingga tidak boleh lebih dari 2-3% pada saat masuk proses pengolahan di pabrik minyak kelapa sawit. Penurunan kualitas ini ini akan lebih cepat yang di sebabkan oleh penanganan secara fisik. Sementara itu proses panen dan angkut tidak bisa sepenuhnya di hindarkan dari perlakuan fisik Asam Lemak Bebas secara alami akan meningkat pada buah kelapa sawit yang telah dipanen seiring dengan bertambahnya waktu.

Kata kunci : Kelapa Sawit, TBS, ALB , Lama Pengangkutan