DIGITAL LIBRARY



JUDUL:KONSTRUKSI SOSIAL TENTANG BAGALARAN PADA MASYARAKAT BANJAR DI KELURAHAN GADANG BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN
PENGARANG:ABDUL KHAIR
PENERBIT:-
TANGGAL:2017-10-12


Kata Kunci: Konstruksi Sosial, Bagalaran, Cara, Tujuan, Negosiasi.
Nama adalah hal yang sakral bagi masyarakat Banjar. Akan tetapi,
kemudian muncul fenomena bagalaran yaitu suatu aktivitas mengganti,
menambah, atau menyingkat nama seseorang dengan nama panggilan baru yang
memiliki motif-motif tertentu. Bagalaran kemudian mentradisi dalam masyarakat
dan terus berkembang melalui proses konstruksi sosial yang rumit dan panjang.
Penelitian ini bertujuan: (1) Menjelaskan pemahaman masyarakat Banjar mengenai
bagalaran. (2) Menggambarkan proses bagalaran pada masyarakat Banjar (3)
Menggambarkan proses sosialisasi dalam bagalaran. Sehingga, pada akhirnya
mampu menjelaskan secara utuh konstruksi sosial tentang bagalaran di Kelurahan
Gadang, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Sumber data dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis hasil penelitian
dilakukan melalui reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menemukan bahwa: (1) bagalaran muncul atas penafsiran
sebagian masyarakat bahwa setiap orang berhak memiliki galar (bagalar) terlepas
dari seseorang adalah keturunan tertentu atau bukan. Bagalaran muncul sebagai
alternatif untuk menyampaikan respon masyarakat terhadap adanya galar pada
kalangan-kalangan tertentu. (2) Proses bagalaran ditentukan melalui: cara
penentuan penamaan dalam bagalaran, proses negosisasi terkait respon
penyandang galaran, serta tujuan dalam bagalaran. (3) Proses sosialisasi dalam
bagalaran dengan menggunakan nama galarannya sebagai identitas dirinya dalam
mengenalkan diri secara langsung maupun melalui akun-akun media sosial. Ketiga
hasil inilah yang menggambarkan proses konstruksi sosial melalui proses
eksternalisasi, objektivasi, dan kemudian internalisasi. Ketiga proses ini yang terus
dilakukan berulang-ulang sehingga muncul sebuah konstruksi sosial tentang
bagalaran. Penelitian ini menyarankan agar proses bagalaran dilakukan dengan
lebih berhati-hati dalam memilih dan memberikan nama pada orang lain, tujuan dari
bagalaran diharapkan dapat diarahkan pada hal-hal yang positif sehingga tidak
terjadi ketersinggungan.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI