ABSTRAK

Edamame merupakan salah satu varietas kedelai yang berasal dari Jepang yang sangat dikenal dan disukai. Edamame memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan kacang kedelai biasa. Kalimantan Selatan sudah menanam edamame namun Kota Banjarbaru sendiri belum memproduksi edamame optimal dibandingkan daerah lain. Hal ini dikarenakan beberapa kendala terutama masalah lingkungan dan cara budidaya tanaman edamame. Salah satunya adalah jarak tanam yang digunakan dan pupuk yang dipakai masih perlu dilakukan penelitian. Penelitian ini mengaplikasikan pupuk organik bokashi sebagai unsur hara dengan mengkombinasikan penggunaan jarak tanam yang berbeda dengan tujuan agar pertumbuhan dan hasil tanaman edamame optimal. Penelitian ini dirancang menggunakan rancangan petak terbagi dengan 2 faktor, faktor utama adalah jarak tanam, dan anak petak adalah dosis bokashi.  Faktor utama terdiri dari 2 perlakuan yaitu J1 jarak tanam 40 x 20 cm dan J2 40 x 30 cm, sedangkan anak petak terdiri dari 4 perlakuan terdiri dari kontrol (p0), 5 ton.ha^-1 (p1),  10 ton.ha^-1(p2), dan 15 ton.ha^-1(p3) bokashi. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan  penelitian dilapangan mulai dari persiapan penelitian sampai dengan panen. Pelaksanaan dimulai dari mengolah lahan, kemudian memberi perlakuan pada petakan lahan sesuai perlakuan, menanam, pemberian pupuk anorganik sebagai pupuk dasar tambahan, pemeliharaan, pengamatan, dan panen. Adapun hasil penelitian ini adalah dimana perlakuan saling berinteraksi dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman, sedangkan faktor tunggal jarak tanam maupun bokashi hanya mempengaruhi berat basah polong tanaman. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlakuan terbaik adalah kombinasi antara jarak tanam 40x30 cm dengan menggunakan dosis 10 ton.ha^-1 untuk tinggi tanaman. Sedangkan untuk berat basah polong  dapat menggunakan jarak tanam 40x30 cm atau dengan dosis 5 ton.ha^-1.

Kata Kunci : Bokashi, Jarak Tanam, Edamame