Konstruksi baja merupakan suatu alternatif yang menjadi bagian dalam proses pembangunan gedung atau struktur lainnya yang materialnya sangat terbatas ketersediaannya, sehingga material baja ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Pada penelitian ini akan ditinjau profil baja WF yang dibuat menjadi castellated beams dengan bukaan heksagonal. Setelah proses pembuatan castellated beams tersebut, maka akan terjadi penambahan pada tinggi profil sehingga meningkatkan inersia dari profil. Dengan bertambahnya inersia profil, maka akan meningkatkan momen lentur sehingga menambah kemampuan profil dalam menahan beban yang lebih besar. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kapasitas lentur balok baja konvensional dengan castellated beams bukaan heksagonal dengan variasi lebar potongan profil.

Profil baja yang digunakan adalah profil baja WF 150x75x5x7 dengan BJ 37 yang dibuat menjadi castellated beams bukaan heksagonal dengan sudut bukaan 45° dan variasi lebar potongan profil sebesar 30 mm, 40 mm, 50 mm, 60 mm, dan 70 mm dengan panjang balok adalah 2000 mm. Analisis pada penelitian ini menggunakan analisis manual dan pengujian numerik dengan menggunakan software. Dari hasil yang didapatkan dari analisis tersebut akan dibandingkan kapasitas lentur, deformasi, tegangan, dan pola keruntuhan yang terjadi pada setiap model yang dibuat.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa castellated beams bukaan heksagonal dengan lebar potongan profil 30-70 mm akan menghasilkan kapasitas lentur yang lebih besar dibandingkan dengan balok baja konvensional dengan selisih maksimum nilai beban yang menyebabkan balok baja meleleh (batas elastis) adalah tidak lebih dari 4%. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kondisi leleh, variasi lebar potongan profil tidak terlalu mempengaruhi kapasitas lentur dari balok baja castellated beams bukaan heksagonal. Model yang menghasilkan kapasitas lentur yang paling optimum adalah model castellated beams bukaan heksagonal dengan lebar potongan profil 50 mm dikarenakan memiliki daktilitas yang lebih tinggi dan ketahanan (hardness) yang lebih besar dibandingkan dengan model yang lainnya.