Rendahnya produktivitas padi disebabkan oleh banyak faktor, salah satu penyebabnya adalah serangan hama. Tikus menjadi salah satu hama tertinggi kedua setelah wereng dalam pertanaman padi di Kabupaten  Hulu Sungai Tengah luas serangan hama tikus pada tahun 2017 seluas 20,2. Tikus sawah merusak tanaman padi mulai dari fase persemaian sampai padi fase siap panen serta dapat menyerang sampai saat penyimpanan dalam gudang. Kerusakan akibat tikus di Indonesia setiap tahun rata-rata mencapai lebih 100.000 ha. Usaha mengatasi masalah tikus dengan berbagai alternatif pengendalian telah dilakukan, baik dengan cara mengatur waktu tanam, rotasi tanaman, sanitasi lingkungan, pengendalian secara fisik-mekanik, pengendalian secara biologis, dan pengendalian secara kimiawi. Pengendalian secara kimiawi dengan umpan beracun menjadi pilihan utama para petani karena pengendalian ini dianggap praktis memberantas hama tikus dan hasilnya cepat terlihat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa umpan pendahuluan terhadap jumlah umpan beracun yang dimakan oleh tikus sawah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu perbedaan pengaruh lima jenis umpan pendahuluan untuk memancing tikus memakan umpan beracun diulang sebanyak empat kali yaitu P0 = Tanpa umpan pendahuluan; P1 = Ikan kering; P2 = Mi instan rebus; P3 = Beras; P4  =  Telur dadar. Parameter pengamatan adalah menghitung jumlah umpan beracun yang dimakan tikus. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat  pengaruh beberapa umpan pendahuluan terhadap jumlah umpan beracun yang dimakan oleh tikus sawah pada hari ke-1, 2, 3 dan 4.  Bekas perlakuan P2 merupakan perlakuan yang paling banyak dimakan tikus sesuai dengan data pada tabel 1 bahwa umpan pendahuluan mie instan rebus adalah umpan yang paling disukai tikus