DIGITAL LIBRARY



JUDUL:PERSAINGAN ANTAR BOS KARET (PENGEPUL KARET) DI DESA LUMBANG KECAMATAN MUARA UYA KABUPATEN TABALONG TAHUN 2000-2015
PENGARANG:FAHRUL RAJI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2021-02-11


 

ABSTRAK

 

 

 

Fahrul Raji, 2020. Persaingan antar Bos Karet (Pengepul Karet) di DesaLumbang Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong Tahun 2000-2015 (Pembimbing I Dr. M. Zaenal Arifin Anis, M. Hum dan Pembimbing II Melisa Prawitasari, M. Pd)

 

 

 

Pekerjaan sebagai bos karet (pengepul karet) banyak dilakukan warga di Desa Lumbang. Bos karet yang bekerja pada tahun 2000-2015 terhitung ada 16 orang. Persaingan antar bos karet di Desa Lumbang berlangsung begitu dinamis, sehingga ada bos karet yang bertahan serta ada juga yang tersisih. Bos karet yang masih bertahan pada tahun 2015 hanya tersisa 2 orang. Para bos karet lainnya sudah banyak yang gulung tikar atau tersisih. Penurunan jumlah bos karet di Desa Lumbang ini menarik dicermati untuk melihat bagaimana terjadinya persaingan antar bos karet di Desa Lumbang.

 

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang menjadi bos karet, persaingan antar sesama bos karet, dan dampak dari adanya persaingan yang terjadi antar bos karet di Desa Lumbang.Metode penelitian ini adalah metode sejarah dengan tahapanheuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.Peneliti mendapatkan sumber lisan dari wawancara dengan bos karet, mantan bos karet dan petani karet. Sumber tertulis peneliti dapatkan dari dokumen, buku, jurnal, laporan penelitian, nota pembayaran, dan kartu pinjaman dengan Bank BPR di Kecamatan Muara Uya.Data yang telah diperoleh kemudian dikritik, diinterpretasi, dan disusun dalam bentuk tulisan.

 

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang warga Lumbang memilih bekerja sebagai bos karet karena faktor ekonomi, sedang ramainya bisnis jual beli karet, dan faktor keturunan. Persaingan antar bos karet terbagi menjadi 3 bentuk yaitu: berani menentukan harga karet lebih tinggi daripada bos karet lainnya, bos karet lebih dahulu membeli karet kualitas baik daripada bos karet lainnya, dan belomba-lomba mengambil hati petani karet.

 

Dampak positif persaingan antar bos karet bagi petani yaitu: adanya variasiharga karet. Dampak positif bagi bos karet yaitu: perubahan tempat transaksi karet dan bos karet lebih kreatif. Dampak negatif persaingan bos karet bagi petani yaitu: petani datang ke tempat bos karet. Dampak negatif adanya persaingan bagibos karet yaitu: bos karet memperebutkan petani karet, berkurangnya jumlah ton karet yang didapatkan, sedikitnya keuntungan dan berhentinya bos karet menjalankan usahanya di Desa Lumbang. Kesimpulan penelitian ini bahwa persaingan antar bos karet di Desa Lumbang dari tahun 2000-2015 berdampak kepada bos karet dan petani karet.

 

 

Kata Kunci: Bos Karet, Desa Lumbang, Pengepul, Persaingan.

 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI