ABSTRAK

PENETAPAN KADAR KEASAMAN DAN PADATAN TIDAK LARUT AIR PADA MADU YANG BEREDAR DI PASARAN MENGGUNAKAN TITRASI DAN GRAVIMETRI (Oleh Fikri Ridhani Az Zharif; Pembimbing: Samsul Hadi;2020;  49 halaman).

          Madu merupakan sebuah cairan yang menyerupai sirup yang dihasilkan oleh lebah madu. Madu memiliki rasa manis yang tidak sama dengan gula atau pemanis lainnya. Penelitian tentang Penetapan Kadar Keasaman dan Padatan Tidak Larut Air pada Madu yang Beredar di Pasaran dilakukan menggunakan Titrasi dan Gravimetri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kadar keasaman dan padatan tidak larut air memenuhi syarat atau tidak. Sampel yang digunakan yaitu madu dengan kode sampel A, B, C, D dan E. Penetapan kadar keasaman madu menggunakan titrasi, sedangkan penetapan kadar padatan tidak larut air menggunakan gravimetri. Hasil yang di dapat pada penetapan kadar keasaman sampel madu didapatkan hasil rata-rata sampel A: 25,0541, sampel B: 22,7756 mL/kg, sampel C: 43,7032 mL/kg, sampel D: 75,0733 mL/kg dan sampel E: 63,2351 mL/kg. Penetapan kadar padatan tidak larut air di dapatkan hasil sampel madudidapatkan hasil rata-ratasampel A: 0,3999 %, sampel B: 0,3659 %, Sampel C: 0,6201 %, sampel D: 0,6205 % dan sampel E: 0,4075 %. Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan pada penetapan kadar keasaman sampel A, B dan C memenuhi persyaratan sedangkan sampel D dan E tidak memenuhi persyaratan Peraturan Standar Nasional Indonesia No 01-3545Tahun 2013 Tentang Persyaratan Kualitas Madu yaitu 50 mL/kg. Penetapan kadar padatan tidak larut air sampel A, B dan E memenuhi persyaratan sedangkan sampel C dan D tidak memenuhi persyaratan Peraturan Standar Nasional Indonesia No 01-3545Tahun 2013 Tentang Persyaratan Kualitas Madu yaitu 0,5 %.

Kata kunci :Madu, Keasaman, Padatan Tidak Larut Air, Titrasi, Gravimetri.