DIGITAL LIBRARY



JUDUL:PERKAWINAN ADAT SUKU BUGIS KOTABARU DALAM PERSPEKTIF NILAI-NILAI KARAKTER KEWARGANEGARAAN
PENGARANG:HASAN ASRI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2021-03-10


ABSTRAK 

Hasan Asri, 2021. Perkawinan Adat Suku Bugis Kotabaru Dalam Perspektif Nilai-Nilai Karakter Kewarganegraan. Skripsi Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat. Pembimbing (I)Fatimah (II) Mariatul Kiptiah.

Kata Kunci:Nilai Karakter Kewarganegaraan, Perkawinan Adat, Suku BugisKotabaru.

Penelitian ini bertujuan untuk menggali tentang nilai, urgensi, makna, dan dampak pemberian uang panai adat dalam menentukan status sosial perempuan suku Bugis Kotabaru dalam perspektif nilai-nilai karakter kewarganegaraan.Masalah pokok dalam penelitian ini adalah tingginya pemberian uang panai adat yang ditetapkan dan dijadikan sebagian besar masyarakat suku Bugis Kotabaru sebagai ajang untuk menunjukan gengsi dan status sosial. Selain itu tradisi ini juga menimbulkan berbagai macam permasalahan sosial salah satunya silariang (kawin di bawah tangan) dan mattampu riolo (hamil sebelum menikah). Konsekuensi dari silariang dan mattampu riolo ini adalah keluarga dari pihak perempuan akan merasa malu besar sehingga laki-laki yang membawah perempuan tersebut harus diberi hukuman yang berat dihadapan masyarakat umum.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dipilihsecara purposive sampling dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis  dengan empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa status sosial perempuan suku Bugis Kotabaru sangat menentukan tinggi rendahnya pemberian uang panai perempuan. Hal ini terlihat pada bentuk penghargaan dan kerja keras seorang laki-laki untuk memenuhi semua syarat yang diajukan oleh pihak perempuan. Status sosial tersebut meliputi keturunan bangsawan, status ekonomi perempuan, tingkat pendidikan, kondisi fisik, pekerjaan dan status perkawinan. Saat ini uang panai sudah dianggap sebagai siri atau harga diri seorang perempuan dan keluarga. Nilai karakter kewarganegaraan yang terdapat disetiap nilai-nilai dalam pemberian uang panai adatyaitu nilai sosial (nilai keadilan/kesetaraan), nilai religius (nilai peduli sosial) dan nilai keluarga (nilai tanggung jawab).

Saran dalam penelitian ini diharapkan kepada masyarakat agar tetap mempertahankan nilai-nilai perkawinan adat suku Bugis dengan tidak mematok dan menjadikan tolak ukur utama dalam pemberian uang panai sebagai salah satu syarat yang dapat memberatkan seseorang untuk membina rumah tangga atau keluarga.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI