Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana mekanisme penyumpahan saksi dalam persidangan perdata secara elektronik berdasarkan PERMA No. 1 Tahun 2019 dan juga untuk mengetahui bagaimana langkah hukum ketika pihak lawan meragukan keabsahan penyumpahan saksi. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian hukum normatif yaitu jenis peneltian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier yang didapat dari studi kepustakaan yang dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan yang akan dibahas.

Berdasarkan hasil penelitian skipsi ini menunjukkan bahwa : Pertama, mekanisme penyumpahan saksi dalam persidangan elektronik perdata, pada PERMA No.1 Tahun 2019 tidak terdapat mengenai mekanisme penyumpahan saksi. Pada Pasal 24 hanya dijelaskan mengenai pemeriksaan alat bukti keterangan saksi yang dilakukan dalam persidangan elektronik harus disepakati oleh para pihak. Maka solusi yang dapat diambil oleh penulis, yaitu kata sepakat dalam Pasal 24 diartikan bahwa para pihak yang berperkara harus menerima konsekuensi apapun, apabila terjadi hal yang merugikan. Kedua, langkah hukum yang dapat dilakukan pihak lawan yang meragukan keabsahan penyumpahan saksi, yaitu pada tahapan penggugat dan tergugat diberikan kesempatan untuk menyampaikan tanggapan terhadap alat bukti yang telah diajukan oleh pihak lawan. Pihak lawan dapat menyampaikan tanggapannya, mengenai apa yang diragukan dari sumpah yang dilakukan saksi. Oleh karena dilakukan secara elektronik, pihak lawan dapat meminta rekaman sidang pada saat penyumpahan saksi sehingga dapat di analisis apakah betul ada kecacatan pada saat penyumpahan saksi.

Kata Kunci : Penyumpahan Saksi, Persidangan Perdata Elektronik.