ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui peristiwa ambruknya gedung Slipi di Jakarta Barat dapat dikatakan sebagai peristiwa melawan hukum. dan 2) Untuk mengetahui Siapa yang bertanggungjawab atas amrbuknya gedung Slipi di Jakarta Barat dalam perspektif perbuatan melawan hukum.

Menurut hasil penelitian yang diperoleh dari penulisan skripsi ini, diperoleh hasil bahwa Pertama, Peristiwa ambruknya gedung Slipi di Jakarta Barat dapat dikatakan sebagai peristiwa melawan hukum, jika ditinjau dari aspek ketentuan 1365 KUHPerdata mengenai Perbuatan Melawan hukum dan pasal 1369 KUHPerdata, unsur dari peristiwa melawan hukum yaitu; pertama karena Pemilik Gedung diketahui melakukan pembiaran dengan tidak memperhatikan dari aspek pemeliharaan Gedung,  yang menyebabkan ambruk, Kedua Ambruknya Gedung tersebut, menyebabkan adanya kerugian, berupa 10 orang menderita luka berat dan luka ringan dari kejadian tersebut. Maka dari kasus  tersebut terdapat unsur melawan hukum dari pemilik Gedung tersebut. Kedua, Yang bertanggungjawab atas amrbuknya gedung Slipi di Jakarta Barat dalam perspektif perbuatan melawan hukum, berdasar hasil penelusuran polisi bahwa gedung roboh diduga karena Lapuk, hal tersebut diketahui setelah dilakukan pengecekan petugas. Sehingga, air justru merembes ke konstruksi gedung. . Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, pemilik gedunglah yang dianggap lalai dan harus bertanggung jawab dari ambruknya Gedung yang menyebabkan 10 orang mengalami luka berat dan ringan, berdasarkan ketentuan KUHPerdata pemilik Gedung dapat di tuntut dengan dasar perbuatan melawan hukum, yang berdasar pada pasal 1365KUHPerdata dan 1369KUHPerdata.

Kata Kunci: Tanggung jawab pemilik bangunan yang ambruk, Studi KasusGedung Slipi Di Jakarta Barat