Banyak hal yang menyebabkan menurunnya kesantunan berbahasa dalam diri remaja, di antaranya adalah kecanggihan teknologi yang semakin bertambah pesat. Padahal sopan santun dalam masyarakat banjar sangat dijunjung tinggi seperti para orang tua yang mengarahkan dan mendidik anaknya untuk berperilaku hormat kepada orang yang lebih tua, termasuk dalam bertutur. Hal ini juga diterapkan dalam dunia pendidikan, termasuk di SMK Negeri 1 Banjarmasin dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Penerapan tersebut bertujuan agar peserta didik mampu menggunakan bahasa dengan baik sehingga mereka dapat bersaing dalam dunia kerja.

Penelitian ini tergolong jenis penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif karena penelitian mendeskripsikan data secara apa adanya. Sumber data pada penelitian ini pendidik dan peserta didik kelas X TKJ-C SMK Negeri 1 Banjarmasin pada saat pembelajaran bahasa Indonesia. Datanya berupa tuturan pendidik dan peserta. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah peniliti sendiri atau human instrument. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pada penelitian ini yaitu berupa rekaman audio-visual yang disadap. Kemudian, data disimak untuk ditranskripsikan dalam bentuk tulisan.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh simpulan kesantunan berbahasa pendidik dan peserta didik kelas X TKJ-C SMK Negeri 1 Banjarmasin lebih banyak ditemukan pada tuturan pendidik daripada tuturan peserta didik. Hal itu karena, pendidik lebih mendominasi dalam bertutur dan peserta didik yang kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Terbukti pada saat pembelajaran berlangsung sebagian peserta didik tidak fokus karena ada yang berbicara, memalingkan badan ke belakang, dan bergurau dengan temannya. Dengan demikian, pendidik berupaya untuk mengelola kelas agar materi yang disampaikan dapat dimengerti peserta didik.

Sebaiknya untuk peserta didik lebih memperhatikan lagi saat pembelajaran berlangsung. Selanjutnya, untuk pendidik diharapkan meningkatkan pengelolaan kelas saat pembelajaran.