Taman Wisata Alam Pulau Kembang merupakan salah satu dari 299 obyek wisata potensial berdasarkan peraturan pemerintah nomor 50 tahun 2011 tentang rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional tahun 2010 – 2025. Taman Wisata Alam Pulau Kembang termasuk dalam wisata alam dan wisata susur sungai yang merupakan salah satu destinasi wisata di Banjarmasin yang banyak diminati oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara dan termasuk dalam wilayah konservasi. Potensi dari pulau kembang cukup banyak dan beragam. Salah satunya dengan keberadaan yang terletak ditengah Sungai Barito membuat pulau kembang ini terisolir dari daerah sekitar yang hanya bisa dijangkau menggunakan kapal atau jukung menjadikan sebuah kelebihan daya tarik wisatanya. Atraksi yang terdapat dan ditonjolkan yaitu interaksi antara manusia dan kera penghuni kawasan. Sebagai salah satu wisata potensial di Kalimantan Selatan Taman Wisata Alam Pulau Kembang tidak diiringi dengan sarana dan prasarana yang baik. Kurangnya fasilitas pendukung yang memadai, kurangnya perawatan, banyak sampah yang berserakan, kurang tertatanya bangunan dan juga sirkulasi yang kurang baik. Atas dasar permasalahan diatas maka muncul permasalahan desain “Bagaimana rancangan Taman Wisata Alam di Pulau Kembang yang tanggap terhadap konteks ekosistemnya?”. Untuk menyelesaikannya permasalahan digunakan metode Responsive Environments dengan menggali potensi kawasan melalui analisis fisik dan aktifitas kawasannya. Untuk memaksimalkan potensi yang ada rancangan desain menggunakan konsep Ekowisata yaitu upaya mengkonservasi kawasan dan menggabungkan wisata alam berupa pembagian zona penyambutan, zona terbatas, dan zona jelajah pada rancangan.