Geopolimer adalah material inovasi yang menjadi salah satu topik penelitian yang semakin intensif dikembangkan sebagai material rekayasa untuk berbagai aplikasi struktural. Geopolimer merupakan polimer anorganik yang tersusun oleh rantai-rantai atom Al, Si, dan O, dan dihasilkan melalui reaksi padatan aluminosilikat dengan aktivator basa kuat. Salah satu alternatif bahan aluminosilikat dasar yang dapat digunakan untuk campuran geopolimer adalah abu terbang (fly ash) hasil pembakaran batubara di PLTU dan POFA (Palm Oil Fuel Ash) dari hasil pembakaran sawit.

Pada penelitian ini yang dievaluasi berkaitan dengan karakteristik benda uji pasta dan mortar geopolimer. Pada campuran pasta, rasio bahan dasar dengan larutan alkali yang digunakan yaitu 60:40, 65:35, dan 70:30. Molaritas larutan NaOH yang digunakan sebesar 8M dan 10M. Sedangkan untuk bahan dasarnya menggunakan fly ash 100% dan substitusi POFA sebesar 25% terhadap fly ash. Perencanaan campuran dilakukan dengan metode perbandingan berat untuk setiap komposisi penyusun mortar yaitu agregat halus berbanding dengan pasta sebesar 65:35. Rasio larutan alkali Na2SiO3/NaOH sebesar 2,5. Perawatan benda uji dilakukan dengan metode suhu lembab.

Dari hasil percobaan uji kuat tekan menunjukkan bahwa kuat tekan pasta tertinggi terdapat pada campuran dengan rasio bahan dasar terhadap larutan alkali 65:35 larutan NaOH 10M menggunakan fly ash yang disubstitusi POFA 25% sebesar 16,02 MPa. Sedangkan, kuat tekan mortar geopolimer tertinggi terdapat pada rasio dan bahan dasar yang sama dengan pasta menggunakan larutan NaOH 8M sebesar 14,91 MPa pada umur 28 hari. Rasio 65:35 merupakan rasio bahan dasar terhadap larutan alkali yang mencapai kuat tekan pasta dan mortar optimum. Molaritas NaOH 10 M memiliki kuat tekan pasta lebih tinggi dari 8M. Sedangkan, bahan dasar dengan substitusi POFA 25% terhadap fly ash mempunyai kuat tekan lebih maksimal dibanding fly ash 100%.