Pembenaman arang di Desa Ranggang, Tanah Laut menghasilkan 3,05 ton arang dalam satu kali pembenaman. Setelah selesai proses pembenaman arang hingga proses pemotongan arang, akan dihasilkan limbah produksi arang. Serpihan arang yang kecil dan hancur menjadi limbah karena tidak layak untuk dijual. Bahan organik seperti arang memiliki sifat remah sehingga menyebabkan aerasi pada tanah berjalan dengan baik karena akar mudah mengikat air. Arang yang diberikan pada tanah memiliki peran untuk kestabilan tanah serta daya adsorpsi unsur hara yang tinggi dalam tanah. Pemberian arang pada tanah juga memberikan manfaat untuk perbaikan kualitas tanah dan berperan dalam waktu yang lama didalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah serpihan arang kayu alaban sebagai campuran media tanam terhadap tanaman cabai rawit. Selain itu, juga untuk mengetahui perlakuan mana yang memberikan pengaruh terbaik bagi tanaman cabai rawit. Rancangan penelitian berupa rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 30 ulangan sehingga terdapat 120 satuan percobaan. Terdiri dari empat perlakuan yaitu 0% arang (kontrol), 25% arang, 50% arang dan 75% arang.Analisis data dilakukan dengan uji F/uji ANOVA (Analysis of Varian) menggunakan SPSS versi20 dengan uji lanjutan berupa uji Duncan pada taraf 5%. Pengaruh pemberian limbah serpihan arang kayu alaban sebagai campuran media tanam untuk semua perlakuan berbeda nyata dengan kontrol pada parameter tinggi tanaman. Namun, tidak berbeda nyata untuk parameter jumlah daun, luas daun dan jumlah buah cabai rawit. Disimpulkan bahwa perlakuan 75% arang (D) telah mampu memberikan hasil yang optimal sebagai campuran media tanam tanaman cabai rawit dibandingkan perlakuan lainnya.