Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui ukuran yang dikategorikan sebagai perbuatan tindak pidana pelecehan seksual sesama jenis dalam tahap penyidikan dan untuk mengetahui alat bukti yang dominan digunakan penyidik untuk membuat terang perbuatan tindak pidana pelecehan seksual sesama jenis. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif,yaitu merupakan penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti dan menggunakan bahan hukum yaitu bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier yang didapat dari penelitian kepustakaan.

Menurut hasil dari penelitian skripsi ini menunjukan, bahwa : Pertama, penyidik seringkali mengalami kesulitan dalam menentukan apakah perbuatan tersebut merupakan pelecehan seksual sesama jenis, karena dalam kasus ini tindakan fisik seperti mencium, mencubit hal tersebut dalam pergaulan masyarakat bisa saja dianggap hal biasa ataupun candaan. Apalagi tindakan tersebut dilakukan oleh sesama jenis, sehingga tidak dapat menjadi patokan oleh tim penyidik untuk menetapkan seseorang tersebut menjadi tersangka kasus pelecehan seksual sesama jenis, maka dari itu tim penyidik dalam mengkategorikakan hal tersebut merupakan pelecehan seksual sesama jenis yaitu dengan melihat unsur-unsur tindakannya dan juga berlandaskan pada kitab undang-undang hukum pidana untuk melihat sifat melawan hukumnya berdasarkan rumusan undang-undang hukum pidana mengenai pelecehan seksual sesama jenis. Kedua, dalam proses penyidikan pembuktian kasus pelecehan seksual sesama jenis tergolong rumit, karena kasus pelecehan seksual sesama jenis biasanya terjadi ditempat tertutup, sehingga minimnya alat bukti yang ditemukan bahkan mungkin tidak ditemukan alat bukti sama sekali, yang membuat tim penyidik untuk membuat terang kasusnya yaitu dengan memeriksa keadaan fisik korban dengan bantuan tim dokter forensik, dan salah satu upaya tim dokter untuk mengungkap kasusnya yaitu dengan menggunakan visum et repertum.

Kata Kunci: Alat Bukti, Penyidikan, Pelecehan Seksual Sesama Jenis