Purun Tikus telah digunakan secara tradisional untuk menaikan pH di perairan rawa. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh empat jenis perlakuan jumlah tanaman purun tikus (Eleocharis dulcis) terhadap kenaikan pH air. Pengambilan sampel tanaman purun tikus (Eleocharis dulcis), tanah dan air di sungai Puntik Desa Tanipah, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan empat jenis perlakuan jumlah tanaman (masing-masing 20 batang; 40 batang; 60 batang dan 80 batang) dan tiga puluh kali ulangan sehingga terdapat 120 satuan percobaan. Pengamatan yang dilakukan yaitu pengukuran kenaikan pH air dan rata-rata perubahan tinggi tumbuhan purun tikus. Air yang telah diberi perlakuan dengan purun tikus setiap satu minggu sekali selama empat minggu akan diambil untuk dilakukan uji nilai pH. Sedangkan pengukuran tinggi tanaman juga akan dilakukan setiap satu minggu sekali dan dilakukan rata-rata pada masing-masing perlakuan. Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji DMRT pada taraf signifikansi 0,05 menunjukkan berbeda nyata pada semua perlakuan jumlah tanaman purun tikus yang digunakan. Hasil penelitian setelah dilakukan pengujian nilai pH setiap satu minggu sebanyak empat kali menunjukkan total rata-rata kenaikan pH tertinggi di dapat pada perlakuan purun tikus 80 batang yaitu sebesar 4,556. Sedangkan perlakuan purun tikus 20 batang menunjukkan total rata-rata kenaikan pH paling rendah dibandingkan perlakuan yang lain yaitu sebesar 4,506.  Polybag dengan jumlah tanaman purun tikus 20 batang memberikan rata-rata tinggi tanaman paling tinggi di setiap minggu pengamatan jika dibandingkan dengan tiga perlakuan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa  rata-rata kenaikan pH tertinggi di dapat pada perlakuan purun tikus 80 batang dan jumlah tanaman purun tikus 20 batang memberikan rata-rata tinggi tanaman paling tinggi.